Israel Ketakutan Iran Memperoleh Bom Nuklir, Ancam Luncurkan Aksi Militer
Rezim Zionis Israel kembali menyuarkan ketakutannya bahwa Iran akan memperoleh senjata nuklir.
Untuk mencegahnya, negara Yahudi itu mengancam meluncurkan aksi militer terhadap Teheran.
"Kami tidak punya banyak waktu," kata Menteri Luar Negeri Gideon Sa'ar kepada Politico.
"Saya pikir untuk menghentikan program nuklir Iran sebelum dijadikan senjata, opsi militer yang andal harus dipertimbangkan," katanya lagi, yang dilansir Kamis (27/2/2025).
Menurutnya, Iran telah memperkaya uranium yang cukup untuk menghasilkan beberapa bom nuklir.
Ancaman Israel muncul ketika Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump memberikan tekanan maksimal pada Teheran untuk mencapai kesepakatan pengekangan program nuklirnya.
Sa'ar mengatakan bahwa opsi diplomatik adalah yang terbaik tetapi peluang keberhasilannya tidak besar, seraya menambahkan bahwa Iran dengan memiliki senjata nuklir akan menjadi malapetaka bagi keamanan Israel.
Siapa Oleg Gorokhovsky? Bankir Ukraina yang Melakukan Penggalangan Dana untuk Membeli Senjata Nuklir
Menurutnya, kemampuan nuklir Iran juga akan memicu perlombaan senjata nuklir di kawasan Timur Tengah dengan Mesir, Arab Saudi, dan Turki.
Komentar diplomat Zionis tersebut menyusul pernyataan tegas dari Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu bahwa dia akan mengakhiri ambisi nuklir Iran bersama presiden AS Donald Trump. "Selama 16 bulan terakhir, Israel telah memberikan pukulan telak pada poros teror Iran. Di bawah kepemimpinan kuat Presiden Trump...Saya tidak ragu bahwa kita dapat dan akan menyelesaikan pekerjaan itu," kata Netanyahu.
Namun, Trump telah menegaskan bahwa solusi diplomatik adalah tindakan pertama, alih-alih "mengebom habis-habisan" Iran.
Sementara itu Penasihat Keamanan Nasional Gedung Putih, Mike Waltz, mengatakan semua opsi saat ini tersedia untuk sepenuhnya menonaktifkan program nuklir Teheran.
Menteri Intelijen Iran Esmail Khatib mengatakan pada Sabtu pekan lalu bahwa Iran adalah negara yang mencari perdamaian, sambil memperingatkan AS dan Israel agar tidak mengambil tindakan terhadap situs nuklir Teheran.
"Negara Iran mencari perdamaian dan tidak memiliki permusuhan dengan negara mana pun," kata Khatib.
"Namun, dalam menghadapi petualangan, tindakan jahat, dan campur tangan yang tidak beralasan—terutama dari AS dan rezim Zionis—kami akan mematuhi strategi ancaman untuk ancaman dan agresi untuk agresi."