Profil Atheist Refugee Relief, Organisasi Ateis Jerman yang Dikaitkan Taleb Abdulmohsen

Profil Atheist Refugee Relief, Organisasi Ateis Jerman yang Dikaitkan Taleb Abdulmohsen

Global | sindonews | Senin, 23 Desember 2024 - 14:21
share

Taleb Jawad al-Abdulmohsen, pria murtad dan ateis asal Arab Saudi, ditangkap polisi Jerman sebagai tersangka serangan mobil terhadap pasar Natal di Magdeburg, Jerman, Jumat malam lalu.

Taleb menabraki kerumunan pengunjung pasar Natal dengan BMW hitan sewaan, menyebabkan lima orang tewas dan lebih dari 200 lainnya terluka.

Karena latar belakangnya yang ateis, Taleb kemudian dikait-kaitkan dengan organisasi ateis di Jerman bernama Atheist Refugee Relief.

Organisasi tersebut bergegas menyatakan bahwa Taleb bukan bagian dari mereka dan mengklaim bahwa pria Arab Saudi itu telah membuat banyak tuduhan dan klaim terhadap organisasi dan mantan anggota organisasi, yang menurutnya salah.

Awalnya, kata organisasi tersebut, ada rencana untuk bekerja sama mengoordinasikan bantuan bagi para pengungsi ateis dari Arab Saudi. Namun, kerja sama ini gagal.

"Kami menjauhkan diri darinya dengan tegas," kata organisasi tersebut dalam sebuah pernyataan di situs webnya, seraya menambahkan bahwa anggota Atheist Refugee Relief mengajukan tuntutan pidana terhadapnya pada tahun 2019 menyusul "fitnah dan serangan verbal yang paling keji."

Profil Atheist Refugee Relief

Atheist Refugee Relief, yang dalam bahasa Jerman berarti Säkulare Flüchtlingshilfe e. V., adalah organisasi nonpemerintah yang didirikan di Cologne, Jerman pada tahun 2017 untuk membela hak asasi manusia (HAM) orang murtad dan orang-orang yang tidak beragama.

Anggota dewan organisasi ini terdiri dari Rana Ahmad, Mahmudul Haque Munshi, dan Stefan Paintner. Kelompok dan asosiasi serupa selanjutnya dibentuk di Munich pada 2019, di Austria pada 2019, di Hamburg pada 2019, di Stuttgart pada 2020, dan di Swiss pada 2020.

Atheist Refugee Relief melaporkan bahwa kisah pribadi pelarian Rana Ahmad dari Arab Saudi ke Jerman pada tahun 2015 telah menjadi inspirasi untuk membentuk organisasi bantuan dan jaringan dukungan yang lebih luas.

Giordano Bruno Foundation menyediakan dana awal sebesar 10.000 euro untuk pendirian organisasi tersebut.

Pada bulan November 2017, Atheist Refugee Relief didirikan dan dipersembahkan kepada publik dalam rangka peringatan 10 tahun Dewan Pusat Eks-Muslim di Cologne.

Pada tahun 2020, dewan direksi organisasi ateis tersebut terdiri dari Rana Ahmad (asal Arab Saudi), Mahmudul Haque Munshi (asal Bangladesh), dan Stefan Paintner (asal Jerman).

Para pengungsi dan aktivis lain yang menjadi anggota organisasi ini antara lain Amed Sherwan dan Worood Zuhair asal Irak, Mina Ahadi, Mohamad Hosein Tavasolli, Farid Mahnad, dan Sina Nasiri asal Iran, Yahya Ekhou asal Mauritania, Muhammad Ajeef dan Alia Khannum asal Pakistan, Loujain Sultan asal Arab Saudi, Abdulrahman Akkad asal Suriah.

Di Jerman, organisasi ini menawarkan bantuan praktis kepada para pengungsi dalam kontak mereka dengan pihak berwenang, dokter, dan pengacara.

Organisasi tersebut juga membantu para pengungsi ateis mendapatkan akses ke kursus bahasa dan integrasi yang sesuai, atau terapi fisiologis dan psikologis setelah pelanggaran HAM.

Atheist Refugee Relief secara rutin berhubungan dengan politisi dan otoritas negara Jerman. Di negara asal para ateis, organisasi ini menyediakan bantuan kemanusiaan darurat dalam krisis akut bagi individu dan kelompok.

Organisasi tersebut menyatakan bahwa di 13 negara di seluruh dunia (Afghanistan, Iran, Yaman, Malaysia, Maladewa, Mauritania, Nigeria, Qatar, Pakistan, Arab Saudi, Somalia, Sudan, dan Uni Emirat Arab), HAM atas kebebasan beragama dan berkeyakinan dapat dihukum mati atas tuduhan murtad atau penistaan agama.

Selain itu, kata mereka, hukuman penjara dapat dijatuhkan di lebih dari 40 negara.

Pemerintah Jerman telah mengeluarkan beberapa pernyataan mengenai Atheist Refugee Relief dan telah dipublikasikan di situs web organisasi tersebut, termasuk Bärbel Kofler, Perwakilan Pemerintah Federal untuk Kebijakan HAM dan Bantuan Kemanusiaan di Kantor Luar Negeri Federal; Michael Blume, Perwakilan Pemerintah Negara Bagian Baden-Württemberg yang menentang Anti-Semitisme; Serap Güler, Sekretaris Negara di Kementerian Anak, Keluarga, Pengungsi, dan Integrasi Negara Bagian Rhine-Westphalia Utara, dan Doris Schröder-Köpf, Komisioner Negara Bagian untuk Migrasi dan Partisipasi Negara Bagian Niedersachsen.

Topik Menarik