3 Negara Pendukung Bashar al-Assad, 2 di Antaranya Bersenjata Nuklir

3 Negara Pendukung Bashar al-Assad, 2 di Antaranya Bersenjata Nuklir

Global | sindonews | Senin, 9 Desember 2024 - 15:05
share

Presiden Suriah Bashar al-Assad telah digulingkan oleh kubu pemberontak atau oposisi. Dia dan keluarganya juga telah melarikan diri ke Rusia pada hari Minggu (8/12/2024).

Faksi-faksi pemberontak Suriah telah meluncurkan serangan kilat sepekan terakhir dan berhasil merebut kota-kota besar, termasuk Aleppo dan Homs, sebelum akhirnya merebut Ibu Kota Suriah; Damaskus, dan mengambil alih kekuasaan.

Meski pada akhirnya tumbang, rezim Assad di Suriah sebenarnya memiliki sejumlah pendukung eksternal.

3 Negara Pendukung Bashar al-Assad

1. Rusia

Rusia adalah pendukung utama rezim Bashar al-Assad di Suriah. Presiden Vladimir Putin selama ini menjaga kontak yang erat dengan pemimpin terguling Suriah tersebut.

Selama perang saudara beberapa tahun lalu, Moskow menunjukan dukungan dengan bantuan militer melawan melawan pasukan pemberontak.

Tak jarang, campur tangan negara pemilik senjata nuklir terbesar di dunia tersebut dikritik oleh negara-negara lain, termasuk Amerika Serikat (AS) yang mendukung kubu oposisi.

Menyusul keberhasilan pemberontak merebut Ibu Kota Suriah, Assad bersama keluarganya telah melarikan diri ke Rusia.

"Assad dan anggota keluarganya telah tiba di Moskow," kata sumber Kremlin kepada kantor berita TASS dan RIA Novosti, Senin (9/12/2024).

“Rusia memberi mereka suaka atas dasar kemanusiaan,” imbuh sumber tersebut.

2. Iran

Sebagaimana Rusia, Iran juga menjadi sekutu rezim Bashar al-Assad selama berkuasa di Suriah.

Menanggapi kondisi genting di Suriah, Iran sebenarmua masih terus menyuarakan dukungannya terhadap Assad. Mengutip Al Jazeera, Teheran menekankan gagasan bahwa pemberontak yang didukung asing dalam upaya merebut kekuasaan bisa dilihat sebagai kelanjutan dari perang saudara di Suriah.

Iran juga sudah mengeluarkan peringatan keras bahwa pertempuran di Suriah dapat menyebar ke seluruh wilayah. Terlebih, krisis Gaza juga belum sepenuhnya selesai.

Namun, beberapa pihak menyebutkan bahwa Iran memiliki kepentingan tersendiri dalam dukungannya untuk Assad. Di antaranya adalah penempatan pasukan proksinya; Hizbullah Lebanon di Suriah yang bertujuan untuk melawan Israel.

Meski demikian, Iran juga tidak berdaya menolong rezim Assad saat digulingkan pasukan pemberontak Suriah.

3. Korea Utara

Selain Rusia dan Iran, rezim Bashar al-Assad juga mendapat dukungan dari Korea Utara.

Hubungan Pyongyang dan Damaskus sudah terjalin selama puluhan tahun. Di bawah kepemimpinan Kim Jong-un, Korea Utara yang bersenjata nuklir secara konsisten membela Assad dari kritik internasional.

Kemitraan rezim Suriah-Korea Utara bermula selama Perang Dingin, tepatnya saat pilot pesawat tempur Korea Utara membantu Angkatan Udara Suriah selama perang tahun 1967 dan 1973 melawan Israel. Hubungan semakin erat setelah Bashar al-Assad menjadi presiden Suriah pada tahun 2000.

Kemitraan diplomatik ini telah bertahan dan berkembang pesat selama perang saudara Suriah yang berlangsung selama satu dekade. Pada 2012, Kim Jong-un memuji pembelaan Assad terhadap kedaulatan Suriah.

Sebagai imbalan atas dukungan setia Korea Utara terhadap rezim Assad, Suriah terus menentang sanksi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) terhadap Pyongyang.

Pada Juni 2019, Kementerian Luar Negeri Suriah dan Korea Utara menandatangani nota kesepahaman (MoU) untuk memperkuat hubungan ekonomi bilateral dan mengoordinasikan perlawanan mereka terhadap sanksi internasional.

Di luar dukungan retorikanya terhadap rezim Assad, Korea Utara juga telah dituduh secara kredibel memberikan dukungan militer kepada Suriah.

Contohnya, Pyongyang disebut telah memasok teknologi rudal ke Damaskus untuk memperkuat militer pemerintah di sana melawan pemberontak.

Itulah beberapa negara pendukung rezim Bashar al- Assad yang pada akhirnya tumbang di Suriah.

Topik Menarik