Presiden Venezuela Murka, Sebut AS Danai Sodom dan Gomora

Presiden Venezuela Murka, Sebut AS Danai Sodom dan Gomora

Global | sindonews | Kamis, 9 Januari 2025 - 14:52
share

Presiden Nicolas Maduro menegaskan Amerika Serikat (AS) telah membuka buku ceknya untuk sekelompok penjahat dan pembohong guna mengacaukan Venezuela.

AS menolak mengakui pemilu Venezuela 2024, menyebutnya curang dan tidak demokratis. Maduro, yang dijadwalkan akan dilantik untuk masa jabatan ketiga pada hari Jumat (10/1/2025), menuduh Washington mendanai mantan pemimpin yang “korup dan nakal” di seluruh Amerika Latin untuk merugikan Caracas.

“Setiap kata, setiap pesan kecil, setiap tindakan, setiap tiket pesawat, bayar, bayar, bayar, dan pemerintah AS yang akan lengser serta Departemen Luar Negeri AS hadir dengan buku cek terbuka,” ungkap Maduro pada hari Rabu.

Dia secara khusus membidik Grup Lima, pakta informal yang terdiri dari 12 pemerintah yang mendukung kebijakan AS untuk mengisolasi Venezuela sejak 2017.

“Kami menghadapi mereka, kami melawan, kami mengalahkan mereka, dan satu per satu mereka jatuh, mereka semua mengering, satu per satu, dan di mana Kelompok Lima? Siapa yang mengingatnya?” ujar Maduro.

Dia menekankan, “Sekarang mereka ingin menghidupkan kembali kelompok Sodom dan Gomora yang terdiri dari pemerintah yang merendahkan diri dan mantan presiden yang merupakan pedofil, korup, pecandu narkoba, dan pengedar narkoba.”

“Cukup intervensionisme, cukup ekstremisme, cukup kelompok Lima,” tegas pemimpin Venezuela itu.

Pada hari Selasa, Maduro mengumumkan penangkapan tujuh “tentara bayaran,” termasuk dua warga negara AS, dua warga Kolombia, dan tiga warga Ukraina.

Pihak berwenang di Caracas menuduh mereka merencanakan “tindakan teroris” terhadap infrastruktur Venezuela serta Wakil Presiden Delcy Rodriguez.

Menurut Maduro, 125 orang lainnya dari 25 negara telah ditahan otoritas Venezuela sejak November.

"Mereka berada di level tertinggi, yang belum pernah ditangkap sebelumnya di Venezuela," ujar presiden tentang warga Amerika yang ditahan.

Presiden Donald Trump saat itu mempelopori upaya menggulingkan Maduro pada tahun 2019, mendukung politisi oposisi Juan Guaido yang telah menyatakan dirinya sebagai "presiden sementara" Venezuela.

AS tidak mengubah kebijakannya di era Presiden Joe Biden, terus mengklaim Maduro tidak sah dan mempertahankan sanksi terhadap Caracas. Upaya Guaido akhirnya gagal dan dia melarikan diri ke AS pada Oktober 2023.

Topik Menarik