Intelijen Rusia Klaim AS Akan Gulingkan Presiden Zelensky pada Tahun Depan
AS sedang mempertimbangkan untuk mengadakan pemilihan umum di Ukraina tahun depan sebagai cara yang "sah" untuk menggantikan pemerintahan Vladimir Zelensky. Itu dikalimBadan Intelijen Luar Negeri Rusia (SVR).
Zelensky tetap berkuasa di Ukraina meskipun masa jabatannya secara resmi telah berakhir pada bulan Mei ini. Politisi tersebut sebelumnya memilih untuk membatalkan pemilihan presiden, dengan alasan darurat militer yang telah diberlakukan di negara tersebut karena konflik dengan Rusia.
Departemen Luar Negeri AS percaya Zelensky "terlalu berhak" dan mungkin akan menyelenggarakan pemilihan presiden dan parlemen untuk menyingkirkannya pada tahun 2025 meskipun pertempuran masih berlangsung, kata SVR dalam sebuah pernyataan.
Menurut informasi badan mata-mata tersebut, Washington telah memutuskan untuk memulai pekerjaan awal yang bertujuan untuk menciptakan kondisi untuk meluncurkan kampanye pemilihan umum di Ukraina.
Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman: Israel Lakukan Genosida Terhadap Rakyat Palestina!
Tahap pertama dari rencana tersebut akan melibatkan LSM yang didanai AS yang menggunakan struktur masyarakat sipil Ukraina di bawah kendali mereka untuk mengajukan inisiatif penyelenggaraan pemilu.
"Setelah mendapat dukungan publik yang luas, kandidat pemilu akan dipilih dengan koordinasi Departemen Luar Negeri," kata SVR, dilansir RT.
Para pemantau untuk pemungutan suara juga akan ditunjuk oleh LSM yang terkait dengan Washington.
AS telah memulai diskusi tentang pembentukan partai pro-Amerika baru di negara tersebut di antara para aktivis Ukraina yang digajinya, menurut pernyataan tersebut.
Departemen Luar Negeri berharap partai ini dapat masuk ke parlemen, Verkhovna Rada, dan membantu AS untuk mengawasi presiden Ukraina di masa mendatang, tambahnya.
SVR menyarankan bahwa kegiatan ini membuktikan bahwa frasa "Tidak ada tentang Ukraina tanpa Ukraina" yang telah diulang-ulang oleh pejabat Amerika selama konflik hanyalah slogan kosong. "Pada kenyataannya, nasib negara ini dan para pemimpin bonekanya akan terus diputuskan di kantor-kantor tinggi di Washington," demikian laporan SVR.
Minggu lalu, Zelensky memperpanjang periode darurat militer dan mobilisasi di Ukraina hingga Februari 2025, mengubah undang-undang yang relevan untuk ke-13 kalinya sejak eskalasi konflik dengan Rusia pada Februari 2022.
Presiden terpilih AS Donald Trump Trump berjanji berkali-kali selama kampanye pemilihannya kembali untuk segera mengakhiri konflik antara Moskow dan Kiev. Seorang sumber yang dekat dengan kantor Zelensky mengatakan kepada Strana.ua minggu lalu bahwa pemimpin Ukraina itu tidak akan berdaya untuk melawan jika Trump memutuskan bahwa dia ingin dia berhenti berperang dan mengejar perdamaian dengan Rusia.