Apakah Jet Tempur Siluman F-35 Israel Gunakan Wilayah Udara Yordania saat Serang Iran?
Militer Zionis Israel dilaporkan mengerahkan 100 pesawat, termasuk jet tempur siluman F-35 Adir, saat menyerang Iran pada Sabtu dini hari.
Beberapa saksi mata di Yordania mengatakan mereka mendengar suara pesawat tempur di wilayah udara Yordania, pada saat yang sama ketika Israel melakukan serangan terhadap Iran dan Suriah.
Pengguna media sosial di Yordania mengunggah video yang tampak seperti jet tempur di langit, disertai komentar yang menyatakan bahwa itu milik Israel.
Pemerintah Kerajaan Yordania bergegas membantah kesaksian semacam itu. Mereka menegaskan tidak mengizinkan Israel menggunakan wilayah udara Yordania untuk menyerang Iran kemarin.
Sumber militer di Angkatan Darat Yordania mengatakan: "Tidak ada pesawat militer yang diizinkan melintasi wilayah udara Yordania dan angkatan bersenjata mengikuti dengan cermat eskalasi militer yang terjadi selama beberapa jam terakhir.
Militer Kerajaan Yordania menambahkan: "Angkatan Udara Kerajaan sedang memantau situasi dan siap melindungi tanah air.
Sementara itu, The Jerusalem Post melaporkan bahwa wilayah udara suatu negara mengacu pada wilayah udara di atas daratan dan lautannya tetapi tidak termasuk luar angkasa.
"Tidak ada ketinggian yang disepakati secara universal yang menandai akhir wilayah udara suatu negara dan awal dari luar angkasa, tulis media Zionis Israel terseut, seraya menambahkan bahwa di bawah ketinggian sekitar 100 kilometer di atas permukaan laut dianggap sebagai bagian dari wilayah udara kedaulatan suatu negara.
Di luar ketinggian ini terdapat angkasa luar yang bebas dari kedaulatan nasional, yang memungkinkan kebebasan aktivitas internasional, lanjut laporan tersebut.
Laporan tersebut mencatat bahwa pesawat tempur F-16 buatan AS memiliki ketinggian operasional maksimum sekitar 15.000 meter, dan F-35 mencapai 18.000 meter.
The Jerusalem Post lebih lanjut menyatakan bahwa jika sebuah pesawat militer terbang di atas Yordania, itu dapat dianggap sebagai pelanggaran wilayah udara Yordania, dan Kerajaan dapat menanggapi dengan berbagai cara, mulai dari memanggil duta besar, hingga mengajukan pengaduan ke Dewan Keamanan PBB.
Pada bulan Agustus, Yordania secara resmi mengatakan bahwa mereka tidak akan mengizinkan negara mana pun menggunakan wilayah udaranya untuk tujuan militer di tengah meningkatnya ketegangan antara Israel dan Iran, menyusul laporan pada bulan April bahwa Yordania mengizinkan jet tempur Israel memasuki wilayah udaranya untuk menembak jatuh rudal dan pesawat nirawak yang diluncurkan oleh Iran.
Serangan Israel terhadap Iran pada hari Sabtu berlangsung beberapa jam dan melibatkan lebih dari 100 jet tempur Israel, termasuk F-35, F-16, dan F-15.
Gelombang serangan pertama ditujukan pada fasilitas radar dan pertahanan udara Iran, dengan fasilitas militer, rudal, dan pesawat nirawak menjadi sasaran pada gelombang kedua dan ketiga.
Jet tempur melakukan serangan dalam kelompok yang terdiri dari 25-30 jet, dalam apa yang dijuluki Operasi Hari Pertobatan.
Pertahanan udara Israel dan AS dalam keadaan siaga tinggi, sementara 10 jet melakukan serangan terkoordinasi dan yang lainnya memberikan perlindungan.
Dua tentara Iran awalnnya dilaporkan tewas dalam serangan tersebut, namun media Iran memperbarui informasi yang menyebutkan jumlah korban tewas empat tentara.
Staf Umum Angkatan Bersenjata Republik Islam Iran mengatakan serangan militer Zionis kemarin terbatas dan menargetkan situs-situs militer.
Pernyataan tersebut, yang dikeluarkan pada Sabtu malam, mengatakan jet-jet tempur Israel yang ditempatkan dalam jarak 100 kilometer dari perbatasan Iran di wilayah udara Irak yang dikontrol oleh AS telah menembakkan sejumlah rudal yang diluncurkan dari udara ke sasaran-sasaran Iran pada Sabtu dini hari.
Disebutkan bahwa unit radar Iran di provinsi perbatasan Ilam dan Khuzestan dan dekat ibu kota Teheran mengalami kerusakan "kecil dan tidak efektif" sebagai akibat dari agresi Israel. Semua unit radar telah diperbaiki atau sedang diservis ulang.
Selama tindakan ilegal dan tidak sah ini, sejumlah besar rudal berhasil dilacak dan dideteksi dan pesawat musuh diblokir untuk memasuki wilayah udara negara ini, kata Staf Umum Angkatan Bersenjata Iran.
Staf Umum tersebut mengatakan bahwa Iran berhak untuk menanggapi agresi Zionis pada waktu yang tepat, seraya menambahkan bahwa negara itu menegaskan kembali perlunya mencapai gencatan senjata yang berkelanjutan di Gaza dan Lebanon untuk mencegah terbunuhnya orang-orang tak berdosa di wilayah tersebut.