Subhi al-Tufayli, Pendiri Hizbullah yang Kini Ikut Mengecam Kelompok Tersebut
Subhi al-Tufayli yang merupakan pendiri Hizbullah, kini justru memberi kritik tajam pada kelompok yang dibuatnya tersebut. Kritik yang diberikan ini terkait kebijakan Hizbullah terhadap Suriah.
Subhi al-Tufayli merupakan politikus senior Syiah Lebanon yang mendirikan kelompok Hizbullah pada tahun 1982 dan menjadi Sekretaris Jenderal pertama dari tahun 1989 hingga 1991.
Al-Tufayli adalah seorang Islam Syiah, namun ia sangat vokal mengkritik Iran dan kepemimpinan Hizbullah saat ini.
Perpecahan Tufayli dengan Hezbollah muncul pada tahun 1990-an setelah kematian salah satu pendirinya, Abbas al-Musawi, ketika faksi Hassan Nasrallah yang didukung oleh Iran mulai menjadi dominan.
Perselisihan utama adalah mengenai desakan Tufayli untuk menghindari politik Lebanon dan sebaliknya fokus pada memerangi pemberontakan bersenjata melawan Israel, yang diremehkan oleh faksi Nasrallah.
Setelah konfrontasi kekerasan antara pengikut Tufayli dan anggota Hizbullah, ia diusir dari kelompok yang dibuatnya pada tahun 1998.
Subhi al-Tufayli Mengecam Hizbullah
Dalam wawancara eksklusif dengan Anadolu Agency, al-Tufayli mendesak Arab Saudi untuk mempersenjatai oposisi anti-rezim di Suriah, bukan apa yang ia gambarkan sebagai tentara Lebanon yang dikendalikan Hizbullah.Al-Tufayli kemudian mengecam dukungan Iran terhadap rezim Presiden Suriah Bashar al-Assad. "Dukungan Iran tidak ada hubungannya dengan Islam. Itu hanya terkait dengan tujuan nasionalis dan ekspansionis," ujar dia.
Al-Tufayli juga mengatakan pimpinan Hizbullah di Lebanon awalnya menentang keterlibatan kelompok itu dalam konflik di negara tetangga.
Mantan pemimpin Hizbullah itu juga memperingatkan Hizbullah akan menjadi korban utama dari setiap perubahan rezim di Suriah.
"Keterlibatan Hizbullah dalam perang ini akan memiliki konsekuensi yang luas. Generasi mendatang akan menanggung akibatnya," ungkap dia.
Al-Tufayli menuduh badan-badan negara Lebanon memberikan dukungan kepada Hizbullah. "Saya heran melihat Arab Saudi memberikan dukungan kepada tentara Lebanon," katanya. "Setiap senjata yang masuk akan digunakan untuk kepentingan Hizbullah."
Bukan Warga Israel yang Tewas Akibat Serangan Rudal Iran, tapi Justru 1 Penduduk Palestina
Tidak sampai di situ, mantan pemimpin Hizbullah itu juga mengatakan kawasan Timur Tengah berada di dalam pertempuran sengit di mana pihak-pihak tertentu berusaha keras untuk menciptakan "Timur Tengah baru".
Ia kemudian mendesak semua negara di Timur Tengah untuk bersatu untuk mencegah negara-negara besar ikut campur dalam urusan-urusan di kawasan itu. "Langkah pertama adalah bekerja untuk menciptakan semacam federalisme," katanya.
Baca juga: Iran Tegaskan Serangan Rudalnya ke Israel Legal, Rasional, dan Sah