Popularitas Netanyahu Naik Daun dalam Jajak Pendapat Terbaru Usai Serangan ke Hizbullah Lebanon

Popularitas Netanyahu Naik Daun dalam Jajak Pendapat Terbaru Usai Serangan ke Hizbullah Lebanon

Global | okezone | Selasa, 1 Oktober 2024 - 15:31
share

BEIRUT - Popularitas Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu, yang sempat terpukul setelah serangan Hamas pada 7 Oktober 2023, telah terdongkrak oleh keberhasilan militer negaranya menyerang Hizbullah di Lebanon. Hal ini terungkap menurut jajak pendapat terbaru.

Sebuah gambar telah dibagikan secara luas dari PM Israel di New York yang memberikan perintah untuk melakukan pembunuhan terbesar dari kelompok bersenjata Lebanon tersebut, Hassan Nasrallah.

Sebuah jajak pendapat untuk Channel 12 Israel, yang dirilis pada Minggu (29/9/2024) malam, menunjukkan Partai Likud PM Israel akan memenangkan lebih banyak kursi daripada partai lainnya jika pemilihan umum diadakan.

Namun, jajak pendapat tersebut tidak memproyeksikan kemenangan untuknya secara keseluruhan. Sebaliknya, hal itu menunjukkan partai oposisi saat ini akan memiliki lebih banyak anggota parlemen, yang memungkinkan mereka untuk membentuk koalisi.

Jajak pendapat terbaru menunjukkan Likud memperoleh 25 kursi. Secara keseluruhan partai koalisi diperkirakan akan memperoleh 49 kursi, sementara partai oposisi akan memperoleh 66 kursi.

Menurut penelitian untuk Channel 12, Netanyahu juga tetap menjadi kandidat favorit untuk PM daripada pemimpin oposisi berhaluan tengah, Yair Lapid. Yakni dengan 38 mendukungnya daripada saingannya yang memperoleh dukungan 27.

Netanyahu diketahui sempat mengalami penurunan besar dalam dukungan untuk partainya dalam jajak pendapat pada akhir tahun lalu. Citra pribadinya sebagai "Tuan Keamanan" rusak parah setelah serangan 7 Oktober , hari paling mematikan dalam sejarah Israel, ketika Hamas mengejutkan salah satu badan intelijen terbaik dunia dan militer dengan sumber daya terbaik di wilayah tersebut, butuh waktu berjam-jam untuk merespons. Namun, pada bulan Agustus, jajak pendapat menunjukkan PM mulai bangkit kembali.

 

Itu terjadi meskipun invasi ke Gaza berubah menjadi perang terpanjang Israel tanpa ada tanda-tanda tujuannya tercapai. Yakni penghancuran total Hamas dan membawa pulang sandera Israel yang tersisa.

Beruntung bagi Netanyahu, mantan saingan politiknya, Gideon Saar, juga bergabung dengan pemerintahan koalisinya yang terpecah belah pada Minggu (29/9/2024), sebuah langkah yang seharusnya memperkuat Netanyahu.

"Kami akan bekerja sama, bahu-membahu, dan saya bermaksud meminta bantuannya di forum-forum yang memengaruhi pelaksanaan perang," kata Netanyahu.

Saar akan menjabat sebagai menteri tanpa portofolio dengan kursi di Kabinet Keamanan, badan yang mengawasi pengelolaan perang melawan musuh-musuh regional Israel.

Dengan bergabung dengan pemerintah dengan partainya yang beranggotakan empat orang, Netanyahu memiliki mayoritas yang jauh lebih solid, yaitu 68 dari 120 kursi di parlemen.

Topik Menarik