Vladimir Putin Bakal Gunakan Senjata Nuklir, Ini Respons Bos NATO

Vladimir Putin Bakal Gunakan Senjata Nuklir, Ini Respons Bos NATO

Global | sindonews | Selasa, 1 Oktober 2024 - 13:15
share

Presiden Vladimir Putin telah memerintahkan amandemen doktrin nuklir Rusia, langkah yang memungkinkan Moskow menggunakan senjata nuklir terhadap musuh yang menyerang Rusia.

Sekretaris Jenderal (Sekjen) NATO Jens Stoltenbrg mengatakan aliansi tidak khawatir tentang pembaruan doktrin nuklir Moskow.

Putin pada pekan lalu mengatakan doktrin nuklir negaranya perlu diubah karena ada ancaman baru dari Barat. Langkah tersebut secara luas dipahami sebagai pesan kepada Amerika Serikat (AS) dan sekutunya tentang "garis merah" dalam perang proksi mereka di Ukraina.

Baca Juga: Kisah AS dan Rusia Nyaris Perang Nuklir tapi Dicegah Stanislav Petrov

"NATO belum mendeteksi adanya perubahan dalam postur nuklir Rusia yang memerlukan perubahan apa pun dari pihak kami," kata Stoltenberg kepada Reuters pada hari Senin, dalam wawancara terakhirnya dari markas besar NATO di Brussels.

Stoltenberg akan digantikan oleh mantan perdana menteri Belanda Mark Rutte pada hari Selasa (1/10/2024).

"Apa yang telah kita lihat adalah pola retorika dan pesan nuklir Rusia yang sembrono, dan ini sesuai dengan pola tersebut," lanjut politisi Norwegia tersebut.

"Setiap kali kita meningkatkan dukungan kita dengan jenis senjata baru—tank tempur, tembakan jarak jauh atau F-16—Rusia telah mencoba mencegah kita," ujarnya.

Menurut Stoltenberg, karena Barat belum terhalang oleh pesan Rusia sejauh ini, pembaruan doktrin nuklir tidak boleh mencegah sekutu NATO untuk mendukung Ukraina.

Stoltenberg mengakui bahwa tidak ada "peluru ajaib" yang dapat mengubah dinamika medan perang di Ukraina. "NATO tidak dapat mengubah pikiran Putin tentang Ukraina," katanya.

"[Tetapi, saya pikir kita dapat mengubah kalkulasinya dengan membuat biaya untuk melanjutkan pertempuran menjadi terlalu tinggi," paparnya.

"Dalam perang, tidak ada pilihan yang bebas risiko," kata Stoltenberg, ketika ditanya apakah bantuan militer yang berkelanjutan ke Kyiv berisiko menimbulkan konfrontasi langsung dengan Rusia.

Dari sudut pandang NATO, dia berpendapat, kemenangan Rusia di Ukraina akan menunjukkan kepada negara-negara lain bahwa penggunaan kekuatan militer dan ancaman terhadap blok tersebut dapat diterima.

"Kemudian [Putin] mendapatkan apa yang diinginkannya dan itu akan membuat kita semua lebih rentan," imbuh dia.

Mantan perdana menteri Norwegia tersebut menjadi sekretaris jenderal NATO pada tahun 2014, menggantikan rekannya dari Denmark Anders Fogh Rasmussen, yang sekarang menjadi pelobi untuk Ukraina.

Masa jabatan Stoltenberg telah berulang kali diperpanjang karena ketidakmampuan blok tersebut untuk menyetujui penggantinya.

Topik Menarik