G7 Sebut Tak Satu Negara Pun Akan Mendapat Keuntungan dari Eskalasi di Timur Tengah

G7 Sebut Tak Satu Negara Pun Akan Mendapat Keuntungan dari Eskalasi di Timur Tengah

Global | okezone | Selasa, 24 September 2024 - 17:53
share

NEW YORK  - Para menteri luar negeri dari Kelompok Tujuh (G7) pada Senin (23/9/2024) memperingatkan bahwa tindakan balasan di Timur Tengah berisiko menyeret kawasan tersebut ke dalam konflik yang lebih luas. G7 menegaskan konflik ini tidak akan menguntungkan negara mana pun.

"Tindakan dan tindakan balasan berisiko memperbesar spiral kekerasan yang berbahaya ini dan menyeret seluruh Timur Tengah ke dalam konflik regional yang lebih luas dengan konsekuensi yang tak terbayangkan," kata G7 dalam sebuah pernyataan setelah bertemu di sela-sela Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (MU PBB).

"Mereka menyerukan penghentian siklus destruktif saat ini, sambil menekankan bahwa tidak ada negara yang akan memperoleh keuntungan dari eskalasi lebih lanjut di Timur Tengah,” lanjutnya.

Seperti diketahui, setidaknya 492 orang tewas dalam serangan udara Israel yang intens dan luas yang menargetkan Hizbullah di Lebanon. Kementerian kesehatan negara itu mengatakan serangan ini menjadi konflik paling mematikan di sana dalam hampir 20 tahun.

Ribuan keluarga telah meninggalkan rumah mereka saat militer Israel mengatakan telah menyerang 1.300 target Hizbullah dalam operasi untuk menghancurkan infrastruktur yang telah dibangun kelompok bersenjata itu sejak perang 2006.

Sementara itu, Hizbullah meluncurkan lebih dari 200 roket ke Israel utara, menurut militer. Paramedis mengatakan dua orang terluka oleh pecahan peluru.

 

Kekuatan dunia telah mendesak pengekangan karena kedua belah pihak tampaknya semakin dekat ke arah perang habis-habisan. Kementerian kesehatan Lebanon mengatakan 35 anak-anak dan 58 wanita termasuk di antara yang tewas, sementara 1.645 lainnya terluka.

Tidak dilaporkan berapa banyak korban yang merupakan warga sipil atau kombatan. Pertempuran lintas batas selama hampir setahun antara Israel dan Hizbullah yang dipicu oleh perang di Gaza telah menewaskan ratusan orang, sebagian besar dari mereka adalah pejuang Hizbullah, dan membuat puluhan ribu orang mengungsi di kedua sisi perbatasan.

Hizbullah mengatakan pihaknya bertindak untuk mendukung Hamas dan tidak akan berhenti sampai ada gencatan senjata di Gaza. Kedua kelompok tersebut didukung oleh Iran dan dilarang sebagai organisasi teroris oleh Israel, Inggris, dan negara-negara lain.

Topik Menarik