Sungai Merah Banjiri Hanoi Vietnam saat Topan Yagi Tewaskan 150 Orang

Sungai Merah Banjiri Hanoi Vietnam saat Topan Yagi Tewaskan 150 Orang

Global | okezone | Rabu, 11 September 2024 - 14:55
share

HANOI - Ibu kota Vietnam, Hanoi, mengevakuasi ribuan orang yang tinggal di dekat Sungai Merah yang meluap saat airnya membanjiri jalan-jalan. Evakuasi ini dilakukan beberapa hari setelah Topan Yagi menghantam wilayah utara negara itu dan menewaskan sedikitnya 152 orang.

Yagi, topan terkuat di Asia pada tahun 2024, membawa angin kencang dan hujan lebat saat bergerak ke arah barat setelah mendarat pada tanggal 7 September lalu. Topa ini meruntuhkan sebuah jembatan minggu ini saat menghantam provinsi-provinsi di sepanjang Sungai Merah, yang merupakan sungai terbesar di wilayah itu.

"Ini adalah banjir terburuk yang pernah saya lihat dalam 30 tahun," kata penduduk Hanoi, Tran Le Quyen, 42 tahun, kepada Reuters. Dia menambahkan bahwa ia harus memindahkan perabotan dari rumahnya yang banjir ke tempat yang lebih tinggi.

"Kemarin pagi kering. Sekarang seluruh jalan banjir. Kami tidak bisa tidur tadi malam,” lanjutnya. Topan dan tanah longsor serta banjir yang terjadi setelahnya telah menewaskan 152 orang sementara 140 orang lainnya hilang.

 “Rumah saya sekarang menjadi bagian dari sungai,” terang penduduk Nguyen Van Hung, 56 tahun, yang berasal dari lingkungan Hanoi di tepi Sungai Merah.

 

Di dekat pusat kota, yayasan amal Blue Dragon Children’s Foundation terpaksa mengevakuasi kantornya pada Selasa (10/9/2024), setelah pihak berwenang memperingatkan adanya risiko banjir.

“Orang-orang pindah dengan panik, memindahkan sepeda motor mereka, memindahkan barang-barang,” kata juru bicara Carlota Torres Lliro, yang menyatakan keprihatinannya terhadap puluhan anak-anak dan keluarga yang tinggal di daerah kumuh dan rumah-rumah sementara di tepi sungai.

Topan Yagi menyebabkan malapetaka di banyak pabrik dan membanjiri gudang-gudang di pusat-pusat industri berorientasi ekspor pesisir di sebelah timur Hanoi. Topan ini memaksa penutupan, dengan beberapa pabrik diperkirakan baru akan kembali beroperasi penuh setelah berminggu-minggu.

Gangguan tersebut mengancam rantai pasokan global karena Vietnam menjadi tuan rumah operasi besar perusahaan multinasional yang sebagian besar mengirim barang ke Amerika Serikat (AS), Eropa, dan negara maju lainnya.

Topik Menarik