Trump akan Bertemu Putin dengan Sangat Cepat setelah Pelantikan

Trump akan Bertemu Putin dengan Sangat Cepat setelah Pelantikan

Global | sindonews | Selasa, 14 Januari 2025 - 21:30
share

Presiden terpilih Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengumumkan rencana bertemu Presiden Rusia Vladimir Putin "dengan sangat cepat" setelah dilantik pada tanggal 20 Januari.

Dalam wawancara pada hari Senin (13/1/2025), pembawa acara Newsmax Rob Schmitt bertanya kepada Trump tentang strateginya mengakhiri konflik Ukraina, yang dijawab Trump, "Hanya ada satu strategi, dan itu tergantung pada Putin."

Dia menambahkan, "Saya tidak dapat membayangkan dia terlalu gembira dengan jalannya konflik ini, karena jalannya konflik ini juga tidak berjalan baik untuknya."

"Saya tahu ia (Putin) ingin bertemu, dan saya akan segera bertemu," ujar pemimpin AS yang baru terpilih itu. "Saya akan melakukannya lebih cepat, tetapi ... Anda harus masuk ke kantor."

Selama kampanyenya, Trump berjanji mengakhiri konflik Ukraina dan pendanaan AS senilai miliaran dolar untuk pemerintah di Kiev.

Dia mengklaim dapat menghentikan permusuhan "dalam 24 jam" dengan melakukan beberapa panggilan telepon.

Sejak terpilih sebagai presiden, Trump dan anggota tim transisinya telah meredam ekspektasi, dengan mengakui penyelesaiannya mungkin akan memakan waktu setidaknya beberapa bulan.

Dalam wawancara dengan Newsmax, Trump menyalahkan Presiden Joe Biden yang akan lengser karena membiarkan konflik meningkat di bawah pengawasannya.

Pertempuran itu telah menimbulkan konsekuensi yang menghancurkan bagi Ukraina dan Rusia, menurut Trump.

"Ini adalah ketidakmampuan yang parah. Itulah satu-satunya alasan perang ini terjadi," ujar Trump.

Biden, yang berbicara di Departemen Luar Negeri pada hari Senin, membela penanganannya terhadap krisis tersebut, dengan mengklaim itu adalah salah satu pencapaian kebijakan luar negeri pemerintahannya.

"Saya memiliki dua pekerjaan, satu untuk menggalang dukungan dunia guna membela Ukraina, dan yang lainnya adalah untuk menghindari perang antara dua kekuatan nuklir. Kami melakukan kedua hal itu," papar Biden.

"Ukraina masih merupakan negara yang bebas dan independen, dengan potensi, potensi untuk masa depan yang cerah," ujar Biden, seraya menambahkan, “Terserah kepada pemerintahan Trump untuk melindungi masa depan cerah rakyat Ukraina."

Kremlin telah menanggapi secara positif niat Trump untuk terlibat dengan Rusia, tetapi menekankan konflik Ukraina perlu diselesaikan dengan cara yang mengatasi akar permasalahannya.

Menurut Moskow, akar permasalahan tersebut meliputi perluasan NATO di Eropa dan diskriminasi Ukraina terhadap warga negaranya yang beretnis Rusia.

Pejabat Rusia menuduh pemerintahan Biden sengaja meningkatkan ketegangan untuk membenarkan perang proksi terhadap negara mereka, yang merupakan pandangan Moskow terhadap konflik tersebut.

Topik Menarik