Rusia Jelaskan Mengapa Putin Tak akan Hadiri Sidang PBB di New York

Rusia Jelaskan Mengapa Putin Tak akan Hadiri Sidang PBB di New York

Global | sindonews | Rabu, 11 September 2024 - 10:26
share

Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov menyatakan Presiden Rusia Vladimir Putin tidak akan menghadiri sesi tingkat tinggi Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa tahun ini di New York karena Amerika Serikat (AS) bukan tuan rumah yang cocok untuk acara semacam itu.

Majelis Umum PBB dibuka pada hari Selasa (10/9/2024) dan akan berakhir pada tanggal 30 September.

Sidang akan diakhiri dengan acara tingkat tinggi selama sepekan antara tanggal 23 dan 27 September, yang akan menampilkan pidato dari banyak pemimpin dunia, termasuk Presiden AS Joe Biden, Perdana Menteri Inggris Keir Starmer, dan Presiden Prancis Emmanuel Macron.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky juga diperkirakan akan hadir dan menyampaikan pidato pada tanggal 25 September.

Mengomentari partisipasi Moskow, Peskov mengisyaratkan Putin tidak berencana terbang ke New York.

"Dia belum pernah ke sana dalam beberapa tahun terakhir. AS adalah negara yang tidak memenuhi kewajibannya sebagai negara tuan rumah markas besar PBB dengan cara terbaik. Jadi, mungkin itu bukan tempat terbaik untuk dikunjungi saat ini," ujar juru bicara tersebut.

Terakhir kali Putin secara pribadi menyampaikan pidato di sidang Majelis Umum PBB adalah pada tahun 2015, sementara pada tahun 2020 dia menyampaikan pidato yang direkam sebelumnya di acara tersebut.

Setelah dimulainya konflik Ukraina pada bulan Februari 2022, AS menjatuhkan sanksi kepada sejumlah pejabat tinggi Rusia, termasuk Putin dan Menteri Luar Negeri Sergey Lavrov.

Namun, berdasarkan Perjanjian Markas Besar 1947 antara AS dan PBB, Washington berkewajiban memberikan kekebalan dan akses tanpa hambatan kepada diplomat dan perwakilan negara anggota ke markas besar PBB.

Dengan latar belakang ini, delegasi Rusia ke Majelis Umum PBB akan dipimpin oleh Lavrov.

Pejabat Rusia telah berkali-kali menuduh AS gagal dalam kewajibannya di PBB, dengan menunjuk pada penundaan yang lama dalam mengeluarkan visa bagi personel diplomatik Rusia.

Pada bulan April 2023, AS juga menolak memberikan izin masuk kepada jurnalis Rusia yang mendampingi Lavrov ke markas besar PBB, dengan pejabat di Washington menuduh mereka menyebarkan "propaganda."

Lavrov mengecam keputusan tersebut, dengan mengklaim AS "telah melakukan sesuatu yang bodoh." Washington, imbuhnya, menunjukkan betapa berharganya jaminan sumpahnya tentang perlindungan kebebasan berbicara, akses terhadap informasi, dan sebagainya.

Topik Menarik