Pasukan Terjun Payung NATO Mendarat di Kabel Listrik
Sekitar selusin tentara Polandia turun ke satu desa di selatan negara itu selama latihan udara yang gagal pada Senin (9/9/2024).
Latihan itu dilakukan beberapa hari setelah NATO memuji pasukan terjun payung sebagai "aset strategis" blok militer pimpinan Amerika Serikat (AS).
Pasukan terjun payung dari Resimen Pengintaian ke-2 yang bermarkas di Hrubieszow sedang melakukan latihan terjun payung "terjadwal" ketika perubahan mendadak dalam kecepatan dan arah angin memaksa mereka keluar jalur, menurut laporan media lokal.
Akibatnya, sedikitnya 12 personel mendarat beberapa ratus meter dari target yang dituju, menyebabkan kerusakan pada tanaman dan properti pribadi warga di desa Chechlo, Provinsi Polandia Kecil.
Satu video insiden tersebut telah muncul di media sosial, memperlihatkan pasukan terjun payung berusaha melewati angin kencang, tetapi mendarat di berbagai lokasi yang tidak terduga di seluruh desa.
Seorang tentara jatuh ke kabel listrik, sementara yang lain merusak atap bangunan tempat tinggal.
5 Negara Sahabat Korea Utara, Semua Musuh AS Termasuk Pemilik Bom Nuklir Terbanyak di Dunia
Beberapa orang lainnya dilaporkan mendarat di tanaman dan halaman belakang warga. Tidak ada cedera serius yang dilaporkan kecuali satu tentara yang mengalami cedera lutut dan dibawa ke fasilitas medis.
Pejabat Polandia bersikeras "tidak ada hal buruk yang terjadi," dengan mengklaim insiden itu terisolasi dan semua tindakan yang diperlukan akan diambil untuk mencegah kejadian seperti itu di masa mendatang, menurut media lokal.
Komisi Investigasi Kecelakaan Udara dan dinas militer internal telah meluncurkan penyelidikan atas insiden tersebut.
Tidak jelas apakah latihan di Polandia merupakan bagian dari Respons Cepat yang dipimpin AS yang sedang berlangsung.
Pekan lalu, NATO menerbitkan satu video yang menggembar-gemborkan latihan itu sebagai "operasi udara terbesar sejak Perang Dunia Kedua," di mana banyak negara anggota mempraktikkan "kemampuan mereka untuk menempatkan ratusan tentara di belakang garis musuh."
"Operasi udara membutuhkan waktu yang tepat dan keterampilan yang sempurna dari pilot dan pasukan terjun payung. Karena kesulitan yang melekat pada misi ini, latihan yang sering diperlukan untuk mempertahankan keterampilan," ungkap pernyataan NATO.