Perangi Geng Bersenjata, AS Kirim 24 Kendaraan Lapis Baja untuk 400 Polisi Kenya di Haiti

Perangi Geng Bersenjata, AS Kirim 24 Kendaraan Lapis Baja untuk 400 Polisi Kenya di Haiti

Global | okezone | Sabtu, 24 Agustus 2024 - 15:05
share

PORT-AU-PRINCE - Militer Amerika Serikat (AS) akanmengirimkan 24 kendaraan lapis baja tambahan untuk personel Kenya yang ditempatkan di Haiti . Pengiriman ini dilakukan untuk tentara Kenya yang memimpin operasi keamanan yang telah lama tertunda di negara Karibia yang dilanda konflik tersebut.

Sekitar 400 polisi Kenya, yang memimpin misi keamanan yang diratifikasi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) baru-baru ini dikerahkan ke Haiti. Mereka diamanatkan untuk memerangi geng-geng bersenjata berat yang telah menguasai sebagian besar ibu kota,

Misi tersebut pertama kali diminta oleh pemerintah Haiti sebelumnya pada tahun 2022, dan dari segelintir negara yang secara bersama-sama telah menjanjikan lebih dari 2.500 tentara. Kontingen Kenya tetap menjadi satu-satunya kelompok yang telah tiba.

Komando Selatan AS, komando militer gabungan Departemen Pertahanan yang meliputi Amerika Latin dan Karibia yang dikenal sebagai SouthCom, mengatakan akan mengirimkan rudal antisergap antiranjau (MRAP) MaxxPros ke bandara utama ibu kota melalui pesawat kargo C-17 Angkatan Udara AS.

Pengiriman dilapaorkan akan dimulai pada Jumat (23/8/2024) waktu setempat. Termasuk menambah armada 10 rudal MRAP yang disediakan AS.

Pesawat itu juga akan mengirimkan 34 Overhead Gunner Protection Kits, atau "menara," yang akan dipasang oleh kontraktor yang didanai militer ke kendaraan lapis baja untuk meningkatkan jarak pandang mereka selama operasi gabungan dengan polisi nasional.

Pasukan Kenya terpaksa mundur dari kota Ganthier di Haiti pada akhir Juli lalu, menandai kemunduran besar dalam salah satu operasi penting pertama misi dari ibu kota.

Mengutip juru bicara pasukan Kenya, Miami Herald melaporkan bahwa masalah dengan MRAP pertama yang dipasok oleh Amerika adalah bahwa mereka tidak memiliki menara, yang mencegah personel untuk bertempur atau menanggapi serangan dari dalam.

Menurut data PBB, kekerasan di Ganthier hingga 1 Agustus telah menyebabkan hampir 6.000 penduduk mengungsi.

Hampir 600.000 orang telah mengungsi di dalam negeri akibat konflik tersebut dan ratusan ribu calon migran dideportasi kembali ke Haiti, di mana hampir 5 juta orang menderita kelaparan parah. Mandat awal misi selama 12 bulan akan berakhir pada bulan Oktober mendatang.

Topik Menarik