Kekerasan Meningkat Tewaskan 70 Orang, Tepi Barat Bisa Jadi Front Ketiga Perang Hamas-Israel
RAMALLAH/YERUSALEM - Kekerasan di Tepi Barat yang diduduki telah meningkat sejak Israel mulai membombardir Jalur Gaza dan bentrok dengan Hizbullah di perbatasan Lebanon, memicu kekhawatiran bahwa wilayah Palestina yang menjadi titik konflik bisa menjadi front ketiga dalam perang yang lebih luas.
Israel melancarkan perang melawan kelompok militan Hamas di daerah kantong Palestina di Gaza, namun tentara dan pemukim Israel menarik diri dari Gaza pada 2005. Israel masih menduduki Tepi Barat, yang direbut bersama Gaza dalam perang Timur Tengah tahun 1967.
Hamas, yang menguasai Gaza, menewaskan lebih dari 1.400 orang dalam serangan mendadak di Israel pada 7 Oktober, yang memicu pemboman Israel yang telah menewaskan 3.500 orang di Gaza. Israel sedang mempersiapkan serangan darat skala penuh di Gaza untuk menghancurkan Hamas.
Negara-negara Barat yang mendukung Israel khawatir akan terjadinya perang yang lebih luas yang akan menjadikan Lebanon, dengan kelompok Hizbullah yang didukung Iran, sebagai front kedua dan Tepi Barat sebagai apa yang oleh media Israel disebut sebagai front ketiga yang potensial.
Bentrokan antara tentara Israel dan pemukim serta warga Palestina telah berubah menjadi mematikan. Lebih dari 70 warga Palestina tewas dalam kekerasan di Tepi Barat sejak 7 Oktober dan Israel telah menangkap lebih dari 800 orang.