Tak Seperti Indonesia, Malaysia Berencana Pelajari Kebijakan Ganja Medis dari Thailand
BANGKOK - Malaysia berencana mempelajari kebijakan ganja dari negara tetangga Thailand dalam upaya melegalisasi penggunaan ganja untuk tujuan medis, kata pejabat kementerian kesehatan Malaysia seperti dikutip freemalaysiatoday dari Reuters , Rabu, (17/8).
Banyak komentar muncul setelah Menteri Kesehatan Thailand Anutin Charvirakul mengatakan, ia akan bertemu dengan Menteri Kesehatan Malaysia Khairi Jamaluddin dalam pertemuan menteri-menteri kesehatan Apec minggu depan dimana Thailand akan menunjukkan upayanya dalam melegalisasi ganja medis.
Dengan tradisi penggunaan ganja untuk meredakan nyeri dan letih, Thailand melegalisasi ganja medis pada 2018. Negara ini menjadi negara Asia pertama yang tidak mengkriminalisasi budidaya ganja dan konsumsi ganja untuk makanan dan minuman.
"Kami mengembangkan kerangka kerja kami sendiri terkait penggunaan ganja untuk kepentingan medis, dan ingin belajar dari Thailand," kata pejabat Malaysia kepada Reuters yang enggan disebut namanya.
Pemerintah Malaysia tertarik untuk belajar dari kerangka kerja Thailand terkait penggunaan medis ini, tambahnya.
Budidaya dan penggunaan ganja untuk rekreasi saat ini ilegal di Malaysia, dan kepemilikan lebih dari 200 gram ganja akan dijerat hukuman mati.
Namun Khiairi mengatakan, impor dan penggunaan ganja medis di bawah pengawasan dokter diizinkan apabila terdaftar dan mendapat izin dari Otoritas Pengawasan Obat.
April lalu, Khairi mengatakan pemerintah Malaysia menyambut studi klinis terkait penggunaan medis dari cannabidiol , senyawa kimia dalam ganja yang tidak memberikan efek " high " kepada penggunanya.
Bulan lalu, kantor berita nasional Malaysia Bernama mengatakan, kementerian kesehatan akan mulai mendaftarkan beberapa produk cannabidiol tahun depan setelah meneliti keamanannya, meskipun perizinan budidaya ganja masih jauh dari kenyataan.
Tidak ada komentar dari Menteri Hukum Malaysia Wan Junaidi Tuanku Jaafar.
Charnvirakul, orang di balik legalisasi ganja untuk medis di Thailand, memperkirakan, industri ini bisa bernilai lebih dari 3 miliar dolar AS dalam waktu lima tahun.
"Topik-topik diskusi akan mengemuka tentang bagaimana gerakan bersama menuju kebijakan serupa untuk menciptakan keuntungan secara ekonomi dan medis," katanya dalam konferensi pers.
"Kami ingin semua orang menyadari khasiat dari tanaman ganja," katanya. "Makin banyak orang tertarik di bidang ini, makin banyak penelitian dan pengembangan terkait ganja medis ini."
Thailand mengatakan, kebijakan ganjanya mencakup tujuan kesehatan dan medis namun tidak untuk penggunaan rekreasional, meskipun undang-undang yang dikeluarkan terburu-buru telah menciptakan ruang bagi penggunaan semacam itu.