Studi: Konsumsi Buah dan Sayuran Akan Kurangi Risiko Penurunan Kognitif
SINGAPURA - Sebuah penelitian menemukan orang yang mengonsumsi berbagai macam dan jumlah besar buah dan sayuran selama paruh baya mereka, diketahui cenderung tidak menderita gangguan kognitif di tahun-tahun berikutnya.
Para peneliti menemukan peserta tes yang mengonsumsi rata-rata sekitar 520 gram buah dan sayuran sehari, 23 persen lebih kecil kemungkinannya untuk mengalami gangguan kognitif dibandingkan mereka yang mengonsumsi rata-rata 165 gram sehari.
Seperti dikutip dari straitstimes , studi yang dipimpin Koh Woon Puay, pakar Healthy Longevity Translational Research Program di National University of Singapore Yong Loo Lin School of Medicine, juga menemukan meningkatkan variasi buah dan sayuran yang dikonsumsi juga mengurangi risiko penurunan kognitif.
"Tidak cukup hanya makan lebih banyak, meningkatkan variasi konsumsi buah dan sayuran juga penting dalam meningkatkan kesehatan," kata Koh.
Printer 3D untuk Logam?
Penelitian yang diterbitkan dalam British Journal of Nutrition pada Maret ini adalah penelitian pertama yang diketahui meneliti berbagai buah dan sayuran terlepas dari jumlah asupannya.
Para peneliti menggunakan data dari Singapore Chinese Health Study, yang mengumpulkan pola diet lebih dari 63.000 orang Tionghoa Singapura berusia 45 hingga 74 tahun antara 1993 dan 1998. Sebanyak 14 buah dan 25 sayuran diidentifikasi sebagai makanan yang biasa dimakan dan dimasukkan dalam penelitian.
Dua puluh tahun setelah penelitian, wawancara lanjutan dilakukan untuk mengukur fungsi kognitif mereka, dengan 16.737 peserta menjadi populasi penelitian akhir.
Studi tersebut mengamati peserta yang mengonsumsi rata-rata 10 jenis buah per bulan, 22 persen lebih kecil kemungkinannya untuk mengalami gangguan kognitif dibandingkan dengan mereka yang mengonsumsi empat jenis.
Peserta yang mengonsumsi 22 jenis sayuran setiap bulan memiliki risiko 13 persen lebih rendah dibandingkan dengan mereka yang mengonsumsi rata-rata 13 jenis.
Buah-buahan dikategorikan lebih lanjut menurut indeks glikemiknya. Mereka yang memiliki indeks glikemik rendah menyebabkan kenaikan gula darah lebih lambat dibandingkan dengan mereka yang memiliki indeks lebih tinggi.
Kategori sayuran meliputi sayuran hijau muda, sayuran hijau tua, sayuran silangan, sayuran kuning, produk tomat dan jamur. Penelitian menemukan bahwa konsumsi buah-buahan dengan indeks glikemik rendah seperti apel dan persik, dan sayuran dari jamur, dan sayuran hijau muda, dikaitkan dengan risiko penurunan kognitif yang lebih rendah.
Meskipun populasi penelitian hanya terdiri dari orang Tionghoa Singapura, Koh mengatakan temuan itu akan berlaku di semua ras.
"Manfaat (dari risiko penurunan kognitif yang lebih rendah) adalah karena faktor biologis dan tidak eksklusif untuk orang Tiongkok. Nutrisi dan antioksidan dalam buah dan sayuran baik untuk melindungi fungsi otak," tuturnya.
"Temuan ini konsisten dengan penelitian lain yang dilakukan di Eropa, Amerika Serikat dan Jepang, yang juga menyimpulkan bahwa jumlah asupan buah dan sayuran yang lebih tinggi dikaitkan dengan risiko gangguan kognitif yang lebih rendah pada tahap kehidupan selanjutnya," tambah Koh.
Dokter yang mengajari pasien bagaimana membuat modifikasi pola makan untuk mengurangi risiko penyakit kronis, Chan Tat Hon, yang tidak berpartisipasi dalam penelitian ini, berharap penelitian ini akan meyakinkan warga Singapura untuk membuat perubahan dalam kebiasaan makan mereka.
"Studi ini sangat dapat ditindaklanjuti. Kita bisa mulai (mengurangi risiko penurunan kemampuan kognitif) hari ini, segera," ujarnya.