Kisah Haru Pika Sasikirana, Anak yang Diperjuangkan Ibunya Dapat Ganja Medis Telah Tutup Usia

Kisah Haru Pika Sasikirana, Anak yang Diperjuangkan Ibunya Dapat Ganja Medis Telah Tutup Usia

Gaya Hidup | okezone | Jum'at, 21 Maret 2025 - 08:26
share

Duka mendalam menyelimuti keluarga Santi Warastuti atas kepergian putrinya, Pika Sasikirana, yang meninggal dunia pada Selasa, 18 Maret 2025. Pika dimakamkan keesokan harinya, Rabu (19/3), di kediamannya di Yogyakarta.

Kepergian Pika menjadi pukulan berat bagi Santi, seorang ibu yang telah lama berjuang agar anak-anak penderita cerebral palsy, termasuk putrinya, bisa mendapatkan akses terhadap terapi ganja medis di Indonesia.

Sejak usia dini, Pika Sasikirana telah menghadapi tantangan besar dalam hidupnya. Ia menderita cerebral palsy akibat ensefalitis Jepang yang dideritanya. Penyakit ini menyebabkan gangguan pada fungsi motoriknya, membuat tubuhnya melemah, serta membatasi kemampuannya untuk bergerak dan berinteraksi dengan lingkungan sekitar.

Cerebral palsy sendiri merupakan kondisi yang dipicu oleh kerusakan otak pada masa awal kehidupan, yang dalam kasus Pika, terjadi akibat infeksi ensefalitis Jepang. Kondisi ini tidak hanya menghambat perkembangan fisiknya, tetapi juga berdampak pada kualitas hidupnya secara keseluruhan. Sejak kecil, Pika membutuhkan perawatan intensif dan dukungan penuh dari ibunya untuk menjalani kesehariannya.

Harapan Akan Ganja Medis yang Belum Terwujud

Dalam perjuangannya sebagai ibu, Santi Warastuti tidak hanya fokus merawat Pika, tetapi juga berusaha agar putrinya bisa mendapatkan terapi yang lebih efektif. Salah satu harapan terbesar Santi adalah legalisasi ganja medis, yang diyakininya mampu membantu meredakan gejala epilepsi yang juga diderita Pika.

Pada tahun 2020, Santi bersama beberapa ibu lainnya mengajukan uji materi terhadap Undang-Undang Narkotika ke Mahkamah Konstitusi (MK), dengan harapan ganja medis bisa digunakan untuk kepentingan pengobatan. Sayangnya, meski putusan Mahkamah Konstitusi No.106/PUU-XVIII/2020 telah keluar, hingga kini pemerintah belum juga mengambil langkah konkret untuk melakukan penelitian lebih lanjut terkait manfaat ganja medis bagi penderita cerebral palsy dan penyakit lainnya.

Keinginan Santi untuk memperjuangkan terapi ganja medis bagi Pika tidak berhenti di ranah hukum. Pada tahun 2022, ia bahkan melakukan aksi protes di Car Free Day Jakarta dengan membawa poster bertuliskan 'Tolong Anakku Butuh Ganja Medis'. Aksi ini menarik perhatian publik dan media, menjadikannya salah satu simbol perjuangan para orang tua yang menginginkan perubahan kebijakan terkait ganja medis di Indonesia.

 

Duka yang Mendalam

Kepergian Pika Sasikirana menutup satu bab dalam perjuangan panjang Santi Warastuti, tetapi bukan berarti mengakhiri harapan bagi banyak keluarga lain yang mengalami kondisi serupa. Meskipun Pika telah tiada, perjuangan Santi dan para orang tua lainnya masih terus berlanjut demi memperjuangkan akses pengobatan yang lebih baik bagi anak-anak dengan kebutuhan medis khusus.

Turut berduka cita atas meninggalnya Pika Sasikirana. Semoga perjuangannya menginspirasi banyak pihak untuk terus mencari solusi terbaik bagi anak-anak dengan kondisi serupa di masa depan

Topik Menarik