Hari Kiamat Manusia Ini Dibangkitkan Keadaan Buta, Saat di Dunia Bisa Melihat, Dosa Apa Dilakukan?
MADINA, iNewsMadina.id - Saat Hari Kiamat kelak semua manusia akan dibangkitkan kembali dan dikumpulkan. Namun ada sekelompok manusia saat dibangkitkan dalam keadaan buta di Akhirat. Padahal semasa hidup di dunia bisa melihat dengan jelas.
Lantas mengapa bisa demikian?
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman,
ÙÙÙ ÙÙ٠أÙعÙرÙض٠عÙÙÙ Ø°ÙÙÙرÙÙ ÙÙØ¥ÙÙÙÙ ÙÙÙÙ Ù ÙعÙÙØ´Ùة٠ضÙÙÙÙÙا ÙÙÙÙØÙØ´ÙرÙÙÙ ÙÙÙÙ٠٠اÙÙÙÙÙÙا٠Ùة٠أÙعÙÙ ÙÙ
“Dan barangsiapa yang berpaling dari peringatan-Ku, maka sungguh baginya kehidupan yang sempit (di dunia). Dan Kami akan membangkitkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta.
ÙÙاÙ٠رÙبÙÙ ÙÙÙ Ù ØÙØ´ÙرÙتÙÙÙ٠أÙعÙÙ ÙÙ ÙÙÙÙد٠ÙÙÙÙت٠بÙصÙÙرÙا ÙÙاÙÙ ÙÙØ°ÙÙÙÙ٠أÙتÙتÙÙ٠آÙÙاتÙÙÙا ÙÙÙÙسÙÙتÙÙÙا ÙÙÙÙØ°ÙÙÙÙ٠اÙÙÙÙÙÙ٠٠تÙÙÙسÙÙ
Berkatalah dia,
“Wahai Rabbku, mengapa Engkau bangkitkan aku dalam keadaan buta, padahal dulunya aku seorang yang melihat." Allah berkata, “Demikianlah, dulu telah datang kepadamu ayat-ayat Kami maka kamu melupakannya dan begitu pula pada hari inipun kamu dilupakan.” (QS. Thaha: 124-126).
Al-Hafidzh Ibnu Katsir rahimahullah berkata,
"Sekalipun lahiriah hidupnya tampak dalam kesenangan, berpakaian apa yang dia inginkan, makan dan bertempat tinggal sesuai apa yang dia mau, akan tetapi jika hatinya kosong dari keyakinan dan petunjuk kebenaran (lantaran berpaling dari ayat-ayat Allah), maka dirinya senantiasa diliputi oleh kegundahan, kebimbangan dan keraguan, begitulah sejatinya kehidupan yang sempit." (Tafsir Ibnu Katsir (5/323)
Maka belajar, menuntut ilmu, dan memetik faedah dari para ulama seharusnya menjadikan hati menjadi thuma'ninah (tenang) dan jiwa semakin lapang.