Gejala Menopause Gwyneth Paltrow Makin Parah, Akui Masih Suka Konsumsi Miras

JAKARTA - Gwyneth Paltrow mengatakan dirinya merasakan gejala menopause yang semakin parah dan dia telah berjuang melawan kecemasan akibat menopause selama bertahun-tahun.

Dalam diskusi dengan Dr. Mary Clare Haver, model 52 tahun ini mengungkap tentang menopause yang dialaminya di podcast Goop miliknya. Masalah ini diperparah dengan kebiasan Paltrow mengonsumsi alkohol.

"Saya merasa seperti sudah mengalaminya selama bertahun-tahun," kata Gwyneth Paltrow dikutip People.

"Saat ini saya benar-benar sedang mengalaminya, jadi saya tidak bisa mengendalikannya. Namun, saya perhatikan gejala-gejala saya, seperti, cukup terkendali kecuali, Anda tahu, pada bulan Januari ketika kebakaran terjadi di L.A. Saya, seperti, menggunakan alkohol untuk mengatasinya," tutur Gwyneth Paltrow lagi.

Paltrow juga berbagi cerita bahwa dia berjuang melawan insomnia dan kecemasan parah, yang membuatnya terjaga selama "enam jam" di malam hari. "Saya minum obat," kata bintang Avengers: Endgame itu.

"Biasanya, sekarang pada titik ini, saya tidak minum banyak sama sekali. Mungkin saya akan minum satu gelas seminggu," katanya, seraya menambahkan bahwa minum setiap malam memengaruhi gejala menopause-nya.

"Gejala saya benar-benar tidak terkendali. Itu pertama kalinya saya benar-benar menyadari, seperti, hubungan sebab akibat seperti itu," ucap dia lagi.

Sementara, Dr Mary mengatakan banyak pasiennya mengatakan hal yang sama. Mereka benar-benar secara spontan menyadari bahwa mereka telah mengurangi alkohol atau berhenti sama sekali karena itu tidak sepadan.

"Mereka tidak pulih dengan cara yang sama. Itu bertahan dalam sistem tubuh kita lebih lama," kata Haver, yang menulis kata pengantar untuk buku Naomi Watts tentang menopause, Dare I Say It: Everything I Wish I'd Known about Menopause.

Haver mengatakan pasiennya sering mengalami gangguan tidur saat mereka minum dan rasa panas yang mereka rasakan sangat mengerikan.

Paltrow juga mengalamai masalah kesehatan lainnya. Dia menceritakan tentang perjuangannya melawan insomnia, di mana dia kesulitan tidur di malam hari.

"Saya selalu menjadi orang yang sulit tidur, tetapi setelah menopause, saya mengalami masa-masa yang sangat buruk karenanya. Ada malam-malam ketika kecemasan saya — seperti, saya pikir itu artinya, ‘Oh, Anda tidak akan bisa tidur karena Anda tidak memiliki cukup progesteron atau semacamnya,’” dia menjelaskan tentang apa yang dia harapkan dari insomnia akibat menopause. Namun, sebaliknya, “Bukan itu yang terjadi,” tuturnya.

“Saya akan terbangun [dan] saya akan diliputi kecemasan, yang belum pernah saya alami seumur hidup. Dan saya akan berbaring di tempat tidur sambil memikirkan setiap kesalahan yang pernah saya buat, setiap perasaan orang yang pernah saya sakiti, seperti, setiap hal buruk, Anda tahu, Dan saya akan terjaga, seperti, selama enam jam. Itu gila. “Saya merasa seperti berharap saya akan keluar dari sisi yang lain,” ujar dia lagi.