Raja Charles III Menikahi Putri Diana demi Keturunan Kerajaan, Bukan Cinta

Raja Charles III Menikahi Putri Diana demi Keturunan Kerajaan, Bukan Cinta

Gaya Hidup | sindonews | Selasa, 4 Maret 2025 - 02:40
share

Pernikahan antara Raja Charles III dan Putri Diana pada 1981 bukan sekadar perayaan cinta, tetapi juga bagian dari strategi yang lebih besar untuk memperkuat garis keturunan Keluarga Kerajaan Inggris.

Raja Charles III yang pada saat itu masih menjabat sebagai Pangeran Wales, diyakini memiliki alasan khusus dalam memilih Putri Diana sebagai pendamping hidupnya. Termasuk mempertahankan warisan darah kerajaan yang kuat dalam lingkup monarki.

Sejarawan dan penulis Jonathan Dimbleby, dalam bukunya The Prince of Wales, mencatat bahwa salah satu motivasi Charles dalam pernikahan ini adalah untuk membawa kembali darah Stuart ke dalam Keluarga Kerajaan.

Diana sendiri memiliki garis keturunan langsung yang terkait dengan Charles II, yang membuatnya menjadi kandidat ideal untuk memperkuat silsilah Keluarga Kerajaan Inggris. Dimbleby juga mencatat bahwa raja 76 tahun itu memiliki lima kali garis keturunan dari Charles II, meskipun hanya satu di antaranya berasal dari jalur pernikahan resmi.

Foto/Getty Images

Selain alasan keturunan, ayah Pangeran William dan Pangeran Harry itu juga memiliki pandangan mendalam mengenai hubungan dan pernikahan. Ia pernah berbicara tentang arti cinta dalam sebuah wawancara yang dikutip oleh Dimbleby.

Dilansir dari Geo TV, Selasa (4/3/2025), diungkap bahwa cinta sejati bukan hanya tentang ketertarikan fisik, tetapi juga tentang hubungan yang lebih dalam dan kuat secara emosional.

“Apa pun yang saya katakan mungkin tidak akan dipahami oleh banyak orang. Banyak yang salah mengartikan konsep cinta. Saya melihat cinta sebagai persahabatan yang sangat kuat, di mana terdapat kesamaan minat dan gagasan serta rasa saling menghargai yang mendalam,” kata Charles.

“Jika seseorang bisa menemukan pasangan yang menarik baik secara fisik maupun mental, maka itu adalah keberuntungan besar,” tambahnya.

Lebih lanjut, ia juga mengungkapkan perspektifnya tentang pernikahan, yang menurutnya adalah keputusan besar yang harus dijalani dengan penuh tanggung jawab.

“Bagi saya, pernikahan adalah sesuatu yang harus bertahan selama lima puluh tahun atau lebih. Itu adalah salah satu keputusan terbesar dalam hidup seseorang, dan karena itu harus diperjuangkan,” jelasnya.

“Saya bisa saja salah, tetapi ketika saya menikah, saya berniat untuk memberikan usaha terbaik saya untuk mempertahankannya,” lanjutnya.

Namun, seperti yang diketahui dunia, pernikahan Charles dan Diana tidak berlangsung sesuai harapan. Hubungan mereka diwarnai oleh berbagai masalah, mulai dari perbedaan kepribadian hingga perselingkuhan yang akhirnya berujung pada perceraian mereka pada 1996.

Hanya setahun setelah perpisahan mereka resmi, dunia dikejutkan oleh kematian tragis ibu dua anak itu dalam kecelakaan mobil di Paris pada 1997, yang semakin menambah babak kelam dalam sejarah Keluarga Kerajaan Inggris.

Meskipun demikian, pernikahan Charles dan Diana tetap menjadi salah satu kisah paling ikonik dalam sejarah Kerajaan Inggris, dengan dampak yang masih terasa hingga hari ini.

Baik dalam aspek garis keturunan kerajaan maupun dalam pengaruhnya terhadap pandangan publik terhadap keluarga kerajaan, kisah mereka terus menjadi bahan diskusi dan analisis oleh para sejarawan dan pengamat kerajaan di seluruh dunia.

Topik Menarik