Cara Deteksi Osteoporosis di Usia Muda, Lengkap dengan Pencegahannya

Cara Deteksi Osteoporosis di Usia Muda, Lengkap dengan Pencegahannya

Gaya Hidup | inews | Rabu, 26 Februari 2025 - 13:39
share

JAKARTA, iNews.id - Cara deteksi osteoporosis di usia muda perlu diketahui sebagai bentuk pencegahan. Bagaimana caranya?

Osteoporosis dikenal sebagai silent disease, karena sering kali berkembang tanpa gejala. Risiko terparah dari kondisi ini adalah patah tulang, karena terjadi penurunan kepadatan dan kualitas tulang, sehingga membuat tulang menjadi keropos, rapuh, dan rentan patah.

Wanita pasca menopause menjadi kelompok paling rentan mengalami osteoporosis. Meski demikian, pria dan kelompok usia lain juga memiliki risiko, terutama mereka yang gaya hidupnya tidak sehat.

Dokter Spesialis Bedah Tulang Bethsaida Hospital Gading Serpong dr Ray Hendry, SpOT, menjelaskan, osteoporosis terjadi ketika tubuh kesulitan menghasilkan tulang baru untuk menggantikan yang sudah tua.

"Biasanya ini semakin terasa seiring bertambahnya usia, namun faktor lain seperti pola makan yang kurang baik, gaya hidup kurang aktif, dan faktor keturunan juga bisa memperburuk kondisi ini," ujar dr Ray pada iNews.id, Rabu (26/2/2025).

Menjadi pertanyaan sekarang, apa penyebab osteoporosis yang harus diwaspadai? Berikut penjelasannya. 

Penyebab Osteoporosis yang Harus Diwaspadai

Kurangnya asupan kalsium dan vitamin D

Kedua nutrisi ini penting untuk menjaga kekuatan tulang.

Kurangnya aktivitas fisik

Gaya hidup yang minim gerak dapat mempercepat kehilangan massa tulang.

Merokok dan konsumsi alkohol berlebihan

Kebiasaan ini berdampak negatif pada metabolisme tulang.

Faktor genetik

Riwayat keluarga dengan osteoporosis meningkatkan risiko individu.

Penggunaan obat-obatan tertentu

Obat seperti kortikosteroid jangka panjang dapat melemahkan tulang.

Mencegah Osteoporosis Sejak Dini

Pencegahan osteopororsis dapat dimulai dengan langkah-langkah berikut:

Konsumsi Makanan Bergizi

Disarankan agar perbanyak konsumsi makanan kaya kalsium seperti susu, ikan, dan sayuran hijau.

Berolahraga secara Teratur

Aktivitas seperti jalan kaki, yoga, atau latihan kekuatan sangat baik untuk tulang.

Hindari Kebiasaan Buruk

Kebiasaan buruk itu yaitu berhenti merokok dan batasi konsumsi alkohol.

Pemeriksaan Bone Mineral Densitometry (BMD)

Ini adalah mengukur kepadatan tulang untuk mendeteksi dini risiko osteoporosis. BMD diklaim sebagai salah satu cara terbaik mencegah patah tulang akibat osteoporosis.

Pemeriksaan Bone Mineral Densitometry (BMD) di Bethsaida Hospital Gading Serpong menghadirkan teknologi terkini untuk mendiagnosa kesehatan tulang melalui Alat BMD seri terbaru.

Pemeriksaan ini menggunakan teknologi DXA (Dual-energy X-ray Absorptiometry) untuk mengukur kepadatan mineral tulang dan mengidentifikasi risiko osteoporosis bahkan sebelum terjadi patah tulang hingga 10 tahun ke depan.

Secara umum, pemeriksaan BMD bermanfaat untuk:

  • Deteksi dini osteoporosis dan risiko fraktur atau patah tulang
  • Pemantauan pengobatan
  • Pencegahan patah tulang
  • Skrining kekuatan tulang sebelum melakukan tindakan
  • Pengecekan komposisi tubuh secara menyeluruh.

Menurut dr Ray, pemeriksaan Bone Mineral Densitometry (BMD) disarankan bagi beberapa kelompok individu. Kelompok tersebut meliputi wanita berusia 65 tahun ke atas, pria berusia 70 tahun ke atas, serta wanita menopause yang memiliki faktor risiko osteoporosis.

Selain itu, individu yang pernah mengalami patah tulang tanpa sebab yang jelas dan mereka yang mengonsumsi obat-obatan tertentu yang dapat melemahkan tulang juga dianjurkan untuk menjalani pemeriksaan BMD.

"BMD adalah alat penting dalam diagnosis osteopenia (mulai melemahnya tulang) dan osteoporosis. Dengan hasil yang akurat, kami dapat menentukan langkah pencegahan atau pengobatan yang sesuai untuk menjaga kesehatan tulang pasien," ujar dr Ray.

Direktur Bethsaida Hospital Gading Serpong dr Pitono, menambahkan, "BMD ini adalah teknologi yang mampu mengukur berbagai aspek, termasuk Total Body Composition, kepadatan tulang, kondisi tulang secara menyeluruh, hingga risiko fraktur dalam 10 tahun mendatang. Semua ini dilengkapi dengan dukungan dari tim medis yang berpengalaman."

Topik Menarik