Tips Sukses Diet Intermitten Fasting, Hindari Hal Ini agar Tidak Gagal
JAKARTA, iNews.id - Intermitten fasting kembali menjadi tren. Bahkan, sejumlah artis ikut menjalani diet intermitten fasting untuk menjaga badannya.
Salah satu artis yang ikut intermitten fasting, Marshanda, sukses menurunkan berat badannya hingga 17 kg. Tak semudah dibayangkan, banyak orang justru gagal saat melakoni intermitten fasting.
Ada banyak kesalahan yang dilakukan sehingga diet intermitte fasting ini kurang optimal bagi beberapa orang. Berikut ini beberapa kesalahan yang kerap dilakukan hingga berakhir gagal yang telah dikumpulkan dari berbagai sumber, Rabu (21/8/2024).
1. Memilih Pola Diet yang Salah
Anda harus paham ada lebih dari satu jenis intermitten fasting. Ada yang dilakukan dua kali seminggu, ada juga yang dilakukan secara bergantian. Durasi berpuasa juga bervariasi.
Biasanya orang yang memiliki aktivitas padat lebih menerapkan pola diet 16 jam berpuasa dan 8 jam makan karena dinilai lebih mudah dan tak memberatkan.
2. Terburu-buru Capai Target
Kesalahan lain yakni terburu-buru mencapai target. Padahal tubuh memerlukan penyesuaian terhadap kebiasaan baru, tak terkecuali kebiasaan makan. Alih-alih memaksakan tubuh berpuasa, lebih baik Anda melatih tubuh menjalankan kebiasaan baru secara bertahap, tak perlu terburu-buru.
3. Tak Memerhatikan Asupan Makan
Meski sudah berpuasa, Anda juga perlu memerhatikan asupana makanan yang masuk ke dalam tubuh. Penting untuk memilih makanan sehat dan bergizi selama periode makan.
4. Berpuasa Hanya dengan Minum Air Putih
Ada sebuah pemahaman yang keliru kita tidak boleh mengonsumsi apa pun selama intermittent fasting. Anda masih bisa mendapatkan manfaat dari puasa dengan mengonsumsi sedikit kalori melalui minuman seperti kopi atau teh.
5. Berhemat pada protein
Penelitian oleh Arciero menemukan hasil yang lebih baik dapat dicapai dalam intermittent fasting jika seseorang mengonsumsi makanan berprotein tinggi, setidaknya empat kali selama periode makan mereka.
Studi sebelumnya juga menunjukkan protein dapat meningkatkan rasa kenyang setelah makan dan bahkan dapat meningkatkan pembakaran kalori.
Hal ini dikarenakan fakta pencernaan protein memerlukan lebih banyak energi dibandingkan dengan karbohidrat atau lemak. Protein juga memiliki peran penting dalam menjaga kesehatan otot, yang sangat penting dalam menjaga metabolisme yang sehat.
6. Makan di jam tengah malam
Tubuh dirancang mendapatkan energi dari makan di siang hari kemudian beristirahat ketika hari sudah senja. Saat makan di jam tengah malam, jam istirahat terganggu dan meningkatkan risiko penyakit berat seperti contoh diabetes, stroke, dan sejenisnya.
7. Mengabaikan Olahraga dan Aktivitas Fisik
Beberapa orang mungkin menganggap puasa intermittent sebagai cara untuk menurunkan berat badan tanpa perlu melakukan olahraga atau aktivitas fisik. Namun, ini adalah kesalahan besar.
Meskipun puasa intermittent dapat membantu mengatur pola makan dan mengurangi asupan kalori, olahraga tetap merupakan bagian penting dari gaya hidup sehat secara keseluruhan. Aktivitas fisik membantu meningkatkan kekuatan dan daya tahan tubuh, membakar kalori, dan memperbaiki kesehatan jantung.