Berdiri Sejak 1980 dan Masih Populer hingga Sekarang, Ini Kisah Dibalik Nama Warung Nasi Ibu Imas

Berdiri Sejak 1980 dan Masih Populer hingga Sekarang, Ini Kisah Dibalik Nama Warung Nasi Ibu Imas

Gaya Hidup | bandungraya.inews.id | Kamis, 27 Juni 2024 - 15:50
share

BANDUNG, iNewsBandungRaya.id - Tepat di tengah Kota Bandung, Warung Nasi Ibu Imas memiliki empat cabang yang bisa ditemui di sepanjang Jalan Balong Gede Kota Bandung, memudahkan sejumlah wisatawan untuk menemukan tempat makan tersebut.

Warung Nasi Ibu Imas, sudah berdiri sejak tahun 1980, dengan hidangan andalan karedok leunca dan sambal dadak menjadi daya tarik utama para pengunjung.

Menu andalan yang wajib dicoba adalah ayam bakar dan perkedel jagung karena menu autentik pertama yang dibuat di sini.

Tak hanya itu, kamu juga bisa menikmati sepuasnya lalapan, sambel leunca dan sambel dadak sepuasanya.

"Kalau menu favorit di sini ada ayam bakar, tapi kalian juga wajib coba perkedel jagungnya, sop kikil, gepuk, babat, paru dan jangan sampai ketinggalan jukut gorengnya dan kita free sambel leuca, sambel dadak dan lalapannya,” Person in Charge Warung Nasi Ibu Imas, Alvery Cahyadi.

 

Selain itu warung makan ini juga menjual menu makanannya dengan harga yang terjangkau dan ramah di kantong.

Harga menu cukup bervariatif, mulai dari Rp3.000 hingga Rp25.000. Buka setiap hari pada pukul 07.00 -20.00 WIB. Tetapi ada juga outlet yang buka 24 jam.

Meski telah lama berdiri, Warung Nasi Ibu Imas masih tetap menjadi incaran dan tujuan wisatawan untuk kuliner di Bandung.

Namun, dibalik kepopulerannya itu, siapa sangka ternyata nama Ibu Imas adalah singkatan dari anak dari pemilik Warung Nasi Ibu Imas yaitu Ima Soraya.

"Iya jadi owner punya anak perempuan namanya Ima Soraya, cuma karna owner sering dipanggil ibu-ibu di sekolah anaknya menggunakan nama anaknya, makanya sering dipanggil Ibunya Imas, kepanjangan dari nama anak Ima Soraya. Tercetuslah nama warung nasi ini,” beber Alvery Cahyadi.

 

Awalnya sang pemilik Warung Nasi Ibu Imas membuat perkedel jagung dan menjualnya di warung-warung terdekat. Berjalannya Warung Ibu Imas memberanikan diri berjualan nasi rames menggunakan gerobak dorong.

"Tepat di depan cabang ini Balong Gede No. 48, karena dulu di depan sini kan terminal bus antar kota ya, owner mencoba membuka warung nasi dengan ukuran 4x3 meter. Nah dari situ mulai banyak pelanggan,” tambahnya.

Seiring berjalannya waktu Warung Nasi Ibu Imas terus menambah cabang di satu jalan yang sama dan mengeluarkan menu khasnya yaitu sambel karedok leunca dan sambel dadak yang saat ini digandrungi para pecinta pedas.

Topik Menarik