Apa itu Brand Equity dan 2 Model Paling Efektif untuk Diterapkan ke Bisnis
"Mengapa orang rela antre panjang demi memiliki produk keluaran Apple?"
Produk Apple laris manis meskipun harganya mahal karena beberapa alasan utama.
Pertama, desain produknya yang elegan dan bermutu tinggi. Kedua, sistem operasi iOS yang eksklusif yang memberikan pengalaman menyenangkan dan intuitif kepada pengguna
Ketiga, Apple memiliki ekosistem produk yang terintegrasi dengan baik, seperti iPhone, iPad, MacBook, dan Apple Watch, yang memudahkan pengguna dalam mengelola dan mengakses data dan aplikasi di berbagai perangkat. Keempat, merek Apple dianggap sebagai simbol status dan gaya hidup, sehingga banyak orang yang bersedia membayar harga premium untuk mendapatkan produknya.
Terakhir, layanan pelanggan dan dukungan teknis Apple diakui sebagai salah satu yang terbaik, memberikan kepercayaan dan kenyamanan lebih kepada pengguna.
Keberhasilan Apple mengemas persepsi atas nilai yang ditawarkan oleh produknya cocok sekali untuk menggambarkan tentang pembahasan kita hari ini, yaitu Brand Equity atau Ekuitas Merek.
Brand equity bisa diartikan sebagai nilai tambah yang dipersepsikan dari sebuah produk. Inilah yang menjadi alasan mengapa konsumen seringkali bersedia membayar harga yang lebih tinggi untuk produk-produk terkenal dibandingkan dengan produk tanpa merek walaupnu harganya lebih murah.
Mengembangkan brand equity yang baik dapat membantu meningkatkan keuntungan secara keseluruhan. Brand equity menentukan sejauh mana nilai atau kepercayaan yang diberikan konsumen kepada suatu merek, yang pada akhirnya bisa mempengaruhi keputusan pembelian.
Brand equity bisa diartikan sebagai nilai atau reputasi yang dimiliki sebuah merek di mata pelanggan. Dapat pula disebut sebagai daya tarik atau nilai jual dari sebuah merek. Brand equity sangat berkaitan dengan popularitas sebuah merek, tetapi lebih condong pada kelebihan atau nilai lebih yang diberikan oleh merek tersebut kepada produknya.
Anak Ari Lasso Ungkap Kondisi Keluarganya usai sang Ayah dan Ibu Cerai: Masih Kumpul Bareng
Sebagai contoh, kita bisa melihat berbagai pilihan obat Paracetamol di apotek. Sebagian produk dimilik oleh apotek tersebut, dan sebagian lainnya berasal dari merek yang sudah terkenal. Meskipun semua obat tersebut memiliki kandungan yang sama dan memberikan efek yang sama, namun obat yang bermerek biasanya lebih diminati oleh konsumen. Hal ini bisa mempengaruhi keputusan pembelian pelanggan dan memberikan keuntungan lebih kepada perusahaan yang pemilik merek tersebut.
Model Brand Equity
Salah satu tantangan utama dalam mengoptimalkan brand equity adalah mempertahankan kepercayaan konsumen secara konsisten dalam jangka waktu yang panjang.
Untuk itu, ada beberapa model yang bisa pergunakan dalam proses pembentukan brand equity, yaitu:
Model Aaker
David Aaker mendefinisikan brand equity sebagai kumpulan aset yang bisa langsung dikaitkan dengan merek, dan dapat menambah nilai suatu produk.
Dalam model ini, ada lima elemen yang perlu diperhatikan.
Brand Awareness
Kesadaran merek adalah langkah awal dalam membangun brand equity. Ini adalah proses di mana konsumen sadar dan familiar dengan identitas merek Anda, meliputi logo, slogan, dan produk.
Strategi untuk mencapai kesadaran merek bisa melalui pemasaran digital, event uji coba gratis, kolaborasi dengan influencer, dan iklan. Tujuan dari kesadaran merek adalah untuk membangun kehadiran merek di pasar dan memastikan bahwa konsumen dapat mengenali merek dengan mudah.
Brand Association
Setelah konsumen mengenal merek Anda, langkah selanjutnya adalah membentuk asosiasi positif dalam pikiran konsumen. Asosiasi merek adalah segala sesuatu yang muncul dalam pikiran konsumen ketika mereka melihat atau memikirkan sebuah merek.
Strategi yang efektif dapat menciptakan asosiasi yang kuat dan positif, misalnya mempertahankan kualitas, keandalan, dan nilai. Asosiasi merek yang kuat dapat membuat merek menjadi melekat dengan produk atau layanan, seperti yang terjadi di sejumlah merek terkenal. Apple adalah contoh yang ideal.
Perceived Quality
Perceived quality adalah persepsi konsumen tentang sejauh mana produk atau layanan memenuhi atau justru melebihi ekspektasi mereka. Penting bagi pebisnis untuk memahami dan memonitor persepsi kualitas konsumen secara teratur untuk melakukan peningkatan dan inovasi produk.
Mendengarkan feedback dan melakukan survei kepuasan pelanggan adalah cara yang efektif untuk mengukur dan meningkatkan kualitas yang dirasakan.
Brand Loyalty
Loyalitas merek didefinisikan sebagai komitmen konsumen untuk memilih produk atau layanan merek tertentu dibandingkan kompetitor, terlepas dari perubahan harga atau ketersediaannya.
Loyalitas merek dapat dicapai dengan konsistensi kualitas, pelayanan pelanggan yang baik, dan program loyalitas yang menarik. Membangun loyalitas merek sangat penting untuk mempertahankan pelanggan yang sudah ada sekaligus mengurangi biaya akuisisi pelanggan baru.
Proprietary Brand Assets
Proprietary Brand Assets adalah elemen unik dan eksklusif yang dimiliki oleh sebuah merek, seperti paten, hak cipta, dan desain eksklusif. Mengembangkan dan melindungi aset ini sangat penting dilakukan untuk membangun keunggulan kompetitif dan menghindari praktik plagiat oleh kompetitor.
Inovasi berkelanjutan dan adaptasi terhadap perubahan perilaku konsumen juga penting untuk mempertahankan relevansi dan nilai merek di mata konsumen.
Model Keller
Kevin Keller memberikan pemikiran baru dalam dunia merek dengan mengusung konsep brand equity yang berfokus pada pelanggan.
Model yang diajukan oleh Keller menggunakan daftar pertanyaan yang harus dijawab dengan jujur.
Siapa Kamu?
Tujuan Anda adalah memperkenalkan merek kepada orang banyak guna membangun identitas yang kuat. Kalau orang-orang belum tahu tentang produk Anda, ya susah dong untuk menjualnya. Kenalilah siapa pelanggan dan apa yang mereka inginkan dari produk Anda.
Dengan membangun identitas merek yang kuat, kita bisa lebih mudah menarik perhatian mereka. Merek kita harus bisa dikenali dan berbeda dari yang lain, sehingga pelanggan bisa mengingatnya dengan mudah.
Produk Apa?
Setelah orang mengenal merek Anda, Anda perlu menjelaskan apa sih yang ditawarkan. Produk harus bisa diandalkan, punya layanan yang baik, tahan lama, desain menarik, dan harganya juga harus masuk akal.
Anda harus bisa menjelaskan bagaimana produk Anda bisa memenuhi kebutuhan pelanggan dan bisa terhubung dengan mereka, baik dari sisi sosial maupun psikologis. Ini bisa dilakukan dengan berbagai cara, misalnya dengan promosi, berbagi pengalaman pelanggan, atau menunjukkan testimoni dari pengguna lain.
Apa Pendapatmu Tentang Kami?
Di tahap ini, Anda mulai mendapatkan tanggapan atau respons dari pelanggan. Mereka pasti punya pendapat atau perasaan tertentu tentang produk yang dipakai. Kalau produk Anda bisa memenuhi ekspektasi mereka, pasti mereka akan punya perasaan yang positif.
Apa Hubungannya dengan Kami?
Di tahap terakhir ini, Anda perlu memperkuat hubungan antara merek dan pelanggan. Respons yang Anda dapatkan dari tahap sebelumnya harus bisa diolah menjadi ikatan emosional antara merek dan pelanggan. Kalau pelanggan sudah merasa dekat dengan merek kita, mereka akan terus membeli produk kita dan menjadi pelanggan setia.
Dengan memahami dan menerapkan langkah-langkah dalam model ekuitas merek Keller, Anda bisa membangun dan mengukur brand equity Anda dengan lebih baik.