Apa Itu ODGJ? Ini Gejala, Jenis dan Penyebabnya, Cek di Sini!
Apa itu ODGJ? Ini Gejala, Jenis dan Penyebabnya, mungkin jadi pertanyaan di sebagian benar orang awam. Apalagi, di lapangan istilah medis ini populer di masyarakat sebagai kata menggantikan \'orang gila\'.
Ya, pemerintah dan praktisi kesehatan terus mengedukasi masyarakat untuk tidak lagi menggunakan kata \'orang gila\'. Orang-orang yang mengalami masalah mental kini disebut sebagai ODGJ, bukan lagi \'orang gila\'.
"Perspektif bahwa ODGJ adalah \'orang gila\' harus dihilangkan. Isolasi dan perilaku lainnya seperti pemasungan dan penelantaran turut memperburuk kondisi ODGJ," ungkap laporan resmi laman Dinas Sosial Kabupaten Tegal, dikutip MNC Portal, Rabu (28/2/2023).
Secara hukum, menurut Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2014 tentang kesehatan jiwa, ODGJ adalah orang yang mengalami gangguan dalam pola pikir, perilaku, dan perasaan yang termanifestasi dalam bentuk sekumpulan gejala atau perubahan perilaku yang bermakna, serta bisa menimbulkan penderitaan dan hambatan dalam menjalankan fungsi sebagai manusia.
Original Series V+, Kartu Keluarga Tayang Perdana di RCTI Minggu 27 Oktober 2024 Pukul 17.00 WIB
Ada beberapa gangguan yang sering dialami ODGJ, misalnya gangguan kecemasan, gangguan obsesif kompulsif (OCD), post-traumatic stress disorder (PTSD), gangguan bipolar, gangguan kepribadian, depresi, hingga skizofrenia.
Gejala gangguan kejiwaan
Melansir Mayo Clinic, tanda dan gejala gangguan kejiwaan biasanya bervariasi. Gejala ini tergantung dari gangguan, keadaan, dan faktor lainnya. Namun yang pasti, gejala ini memengaruhi emosi, pikiran, dan perilaku.
Secara umum, gejala gangguan kejiwaan seperti
1. Merasa sedih atau down
(Apa Itu ODGJ? Ini Gejala, Jenis dan Penyebabnya, Foto: Freepik)
2. Bingung saat berpikir atau berkurangnya kemampuan konsentrasi
3. Ketakutan atau khawatir berlebih, atau perasaan bersalah yang ekstrem
4. Kelelahan yang signifikan hingga memengaruhi energi
5. Susah tidur
6. Menarik diri dari teman dan aktivitas
(ApaItu ODGJ? Ini Gejala, Jenis dan Penyebabnya, Foto: Freepik)
7. Mood swing yang ekstrem
8. Alami delusi, paranoia, atau halusinasi
9. Jadi alkoholik
Pasukan Gabungan Blambangan - Bali Pernah Bertempur Sengit Melawan Pasukan Mataram di Banyuwangi
(Apa Itu ODGJ? Ini Gejala, Jenis dan Penyebabnya, Foto: Freepik)
10. Perubahan dorongan seksual
11. Susah mengatasi masalah sehari-hari hingga stres
12. Perubahan besar dalam kebiasaan makan
13. Mudah marah, sensitif, atau jadi gampang memukul
(Apa Itu ODGJ? Ini Gejala, Jenis dan Penyebabnya, Foto: Freepik)
14. Susah memahami perasaan orang lain
15. Keinginan untuk bunuh diri
"Terkadang, gejala gangguan kejiwaan muncul sebagai masalah fisik. Contohnya sakit perut, sakit punggung, sakit kepala, atau sakit dan nyeri lain yang tidak bisa dijelaskan," mengutip Mayo Clinic.
Sementara untuk jenisnya, melansir Alodokter yang sudah ditinjau secara medis oleh dr. Sienny Agustin, diketahui ada sekitar tujuh gangguan yang sering dialami oleh ODGJ, di antaranya yakni gangguan kecemasan, gangguan obsesif kompulsif (OCD), Post-traumatic stress disorder (PTSD), gangguan kepribadian, gangguan bipolar, depresi (salah satu gangguan jiwa yang paling banyak diderita oleh ODGJ, hingga Skizofrenia.
Secara umum, penyebab seseorang menjadi ODGJ dengan penyakit mental yang ia alami, memang bisa disebabkan oleh berbagai faktor genetik dan lingkungan. Meliputi di antaranya yakni,
1.Sifat yang diwariskan: Penyakit mental lebih sering terjadi pada orang, yang memiliki riwayat keluarga menderita penyakit mental. Mengingat genetik tertentu bisa meningkatkan risiko seseorang terkena penyakit mental, dan situasi hidup yang dijalani bisa memicunya.
2.Paparan lingkungan sebelum lahir: Paparan stresor dari lingkungan, peradangan, racun, alkohol atau obat-obatan saat berada di dalam rahim disebutkan kadang-kadang bisa dikaitkan dengan penyakit mental.
(Apa Itu ODGJ? Ini Gejala, Jenis dan Penyebabnya, Foto: IST)
3.Otak: Neurotransmitter adalah bahan kimia otak alami yang membawa sinyal ke bagian lain dari otak dan tubuh manusia. Saat jaringan saraf yang melibatkan neurotransmitter ini terganggu, fungsi reseptor saraf dan sistem saraf jadi berubah, dan akhirnya bisa menyebabkan depresi dan gangguan emosi lainnya.