Terjadi di Cianjur, Ini Beda Gempa Tektonik dengan Gempa Vulkanik, Mana yang Lebih Bahaya?
Gempa bermagnitudo 5,6 SR telah menimpa Cianjur dan beberapa wilayah lainnya di Jawa Barat bahkan hingga Jakarta pada Senin (21/11/2022).
Gempa tersebut menyebabkan ratusan orang meninggal dunia dengan dikonfirmasi pusat gempa berasal dari aktivitas sesar Cimandiri dan termasuk kelompok gempa bumi tektonik yang terjadi di daratan.
Dikutip dari laman magma.esdm.go.id, gempa tektonik adalah gempa bumi yang diakibatkan oleh pergerakan lempeng tektonik.
Gempa ini mengakibatkan sesar permukaan dan bahaya ikutan (collateral hazard) berupa retakan tanah, penurunan tanah, gerakan tanah dan likuefaksi.
Sementara ada jenis gempa lainnya yakni gempa vulkanik yang disebabkan oleh pergerakan magma dari gunung api. Gempa ini akan dirasakan saat gunung berapi mulai meletus.
Indonesia sendiri sudah merasakan kedua jenis gempa tersebut lantaran letak geografis Indonesia yang dipenuhi dengan pegunungan di setiap kepulauannya.
Lantas mana yang lebih parah?
Gempa tektonik terjadi cukup luas dan menyebabkan pergerakan yang kuat dan cepat. Sehingga jika terjadi gempa tektonik akan menimbulkan tanda bahaya karena akan merusak gedung dan juga rumah.
Biasanya efek yang didapatkan rumah retak hingga hancur, longsor, adanya kemerosotan tanah dan juga lingkungan.
Salah satu gempa tektonik terparah yang dialami di Indonesia belakangan ialah gempa di Aceh pada 2004 sehingga menyebabkan tsunami .
Sementara gempa vulkanik berdampak terbatas di tubuh gunung api dan di area sekitarnya akan menjadi area yang paling terasa.
Namun jika berbicara soal bahaya, maka efek dan bahaya cukup besar. Dimana ketika gempa vulkanik terjadi maka akan ada tanda bahwa berbagai kandungan gunung api akan dimuntahkan dan membahayakan makhluk hidup.
Contohnya bebatuan, debu, lahar dan juga gas beracun. Tentu yang terakhir adalah magma atau lava panas yang bisa membakar dan menghanguskan apapun.
Gempa vulkanik yang pernah terjadi di Indonesia adalah letusan gunung Krakatau yang menyebabkan gempa di daratan ataupun di lautan, selain dari getaran air laut juga ikut pasang dan memberikan efek seolah ada bencana tsunami.