Kisah Lambang Kerajaan Majapahit yang Terinspirasi Pertempuran Melawan Kediri
JAKARTA, iNews.id - Majapahit memiliki lambang yang menjadi simbol kekuasaan kerajaan. Lambang ini selalu dibawa ke medan perang.
Dikisahkan dalam buku Menuju Puncak Kemegahan : Sejarah Kerajaan Majapahit yang ditulis Slamet Muljana, lambang Majapahit merupakan buah maja (wilma) dengan dasar pola geringsing merah (geringsing lobheng lewih laka).
Penetapan lambang Majapahit ini berdasarkan latar belakang sejarang yang panjang.
Dikisahkan pada naskah Kidung Panji Wijayakrama, kedatangan Raden Wijaya yang kembali dari Mameling mengejutkan Kota Singasari yang telah diduduki oleh musuh yakni tentara Raja Jayakatwang dari Kediri.
Raden Wijaya beserta pengikutnya diserang oleh tentara Jayakatwang di bawah pimpinan Mahisa Mundarang. Raden Wijaya kalah dalam pertempuran itu dan lari melintasi sawah.
Ketika hampir tertangkap oleh Mahisa Mundarang, Raden Wijaya memancal tanah basah yang terbajak. Tanah basah itu jatuh pada dada dan dahi Mahisa Mundarang. Lantaran terlihat, Kebo Mundarang mundur kembali.
Collabonation Talent Hunt IM3: Dicari Musisi Muda Surabaya untuk Tampil di Panggung Nasional
Raden Wijaya pun terus berlari menghindar dari kejaran musuh. Semuanya serba kotor kena lumpur. Setelah beristirahat, Raden Wijaya bertukar pakaian dan semua para pengikutnya diberi pakaian.
Pemberian itu ialah cawet geringsing. Mereka yang menerima pemberian itu bertambah besar semangat juangnya. Mereka percaya bahwa mereka pasti akan menang.
Sore hari, mereka kembali menuju Singasari. Lembu Sora, Gajah Pegon, Medang Dangdi, Mahisa Wagal, Nambi, Banyak Kapuk, Kebo Kapetengen, Wirota, Wiragati, dan Pamandana berjalan di muka sebagai pasukan penggempur.
Mengenai lambang (china) yang berupa wilma atau maja, uraiannya terdapat dalam Kidung Panji Wijayakrama IV.
Orang-orang dari Madura datang di tanah tandus Tarik. Mereka datang untuk menebangi hutan dan lalang. Ketika mereka lapar, mereka masuk ke dalam hutan untuk mencari buah-buahan.
Di dalam hutan mereka bertemu dengan banyak pohon yang sedang berbuah. Buah itu degera dipetik lalu dimakan. Namun rasa buahnya pahit sekali. Tidak ada yang suka hingga melepehnya keluar karena mabuk.
Buah itu adalah buah maja atau buah wilma. Daerah hutan yang dibuka itu kemudian dinamakan Wilwatika atau Majapahit.