Makna Lukisan Raden Saleh di 'Mencuri Raden Saleh': Simbol Perlawanan dan Kritisi Tirani
Film \' Mencuri Raden Saleh \' baru saja memberikan alternatif tayangan dengan mengangkat genre \'heist\'. Apalagi dengan menampilkan lukisan bersejarah dari Raden Saleh .
Lulisan Raden Saleh bernama \'Penangkapan Pangeran Diponegoro\' yang dirilis pada 1857 silam, tercatat dalam sejarah sebagai mahakarya agung yang lahir dari bentuk protes Raden Saleh atas penjajah Belanda.
Sejarah awal mula pembuatan lukisan.
Mengutip situs cagar budaya di Kemdikbud, lukisan ini merupakan respon dari lukisan Nicolaas Pieneman, seorang pelukis Belanda yang ditugaskan untuk mendokumentasikan momen penangkapan Pangeran Diponegoro oleh Pemerintah Belanda pada 28 Maret 1830 silam.
Lukisan Pieneman diberi nama \'De onderwerping van Diepo Negoro aan luitenant-generaal baron De Kock\' yang mengacu kepada penyerahan diri. Setelah dipublish, Raden Saleh melihat lukisan Pieneman tersebut saat ia tinggal di Eropa.
Raden Saleh pulang ke Jawa pada 1851 setelah lama belajar di Eropa. Raden Saleh mengklaim hubungan kekeluargaannya dengan kalangan gerilya dan menentang tindakan dari pemerintah kolonial Belanda.
Diponegoro wafat pada 1855, yang sejarawan seni Werner Krauss nyatakan menginspirasi seniman tersebut untuk membuat Penangkapan Pangeran Diponegoro dan "merumuskan ulang" penangkapan tersebut dari sudut pandang Jawa, ketimbang sudut pandang kolonial Pieneman.
Cara Raden Saleh melawan dan mengkritik lukisan Pieneman.
Lukisan Raden Saleh dipandang sebagai rasa nasionalisme pada diri Raden Saleh. Hal ini terlihat bagaimana dirinya melawan balik dengan lukisan versinya sebagai bentuk kritik dan melawan tirani Belanda.
Berikut tiga bentuk perlawanan dalam lukisanRaden Saleh
Para karakter pencuri di Mencuri Raden Saleh = Raden Saleh
Salah satu hal yang membuat menarik adalah sejarah dan filosofi di balik lukisan \'Penangkapan Pangeran Dipenogoro\' dari Raden Saleh seolah menjadi titik balik dari para karakter.
Karakter enam orang yang dari mahasiswa biasa yang terlihat bisa dibodohi oleh para tokoh berkuasa akhirnya balik melawan. Sama halnya seperti Raden Saleh atau Pangeran Diponegoro yang melawan balik para penjajah Belanda.