Asal Usul Nama-Nama Kampung di Jakarta: Kampung Ambon, Manggarai, Sampai Kampung Bali

Asal Usul Nama-Nama Kampung di Jakarta: Kampung Ambon, Manggarai, Sampai Kampung Bali

Gaya Hidup | BuddyKu | Kamis, 25 Agustus 2022 - 18:32
share

KURUSETRA -- Salam Sedulur... Pernah mendengar Kampung Ambon, Kampung Bali, Manggarai? Di Indonesia, khususnya Jakarta kita akan menemui banyak daerah yang menggunakan nama-nama wilayah di Nusantara. Ternyata penamaan tersebut bukan sembarangan, tetapi ada fakta sejarah di balik itu semua.

Nama Manggarai lebih banyak dikenal setelah pemerintah kolonial membangun stasiun kereta api. Sebelumnya, wilayah ini lebih dikenal dengan nama Pasar Rumput karena di masa Kolonial tempat ini menjadi pusat penjualaran rumput untuk pakan kuda di Batavia. Maklum, ketika itu angkutan yang mendominasi kota adalah delman dan sado. Di Jalan Sultan Agung salah satu pusat perdagangan di Manggarai terdapat markas CPM Guntur.

Pada masa Bung Karno banyak tahanan politik yang dipenjarakan di markas CPM Guntur. Di markas CPM itu dulunya adalah tempat para pedagang rumput berjualan.

Di tempat tersebut juga kobongan, tempat kuda-kuda makan dan minum. Nama, Manggarai sendiri berasal dari nama-nama budak belian yang ditempatkan pemerintah kolonial. Budak-budak itu berasal dari Manggarai, Flores.

Pada masa Belanda, Jalan Sultan Agung menjadi salah satu pusat penjualan sepeda di Jakarta, bernama Jan Pieterzoon Coen Weg untuk mengabadikan pendiri kota Batavia. Penggantian nama menjadi Jl Sultan Agung setelah kemerdekaan sangat tepat, karena sultan dari Kerajaan Islam Mataram itu dikenal sangat membenci Belanda. Dia dua kali dia menyerang Batavia pada 1628 dan 1629. Sekalipun gagal tapi cukup merepotkan penjajah.


Bergeser sedikit ada Kampung Bukit Duri. Pemerintah Kolonial Belanda menjadikan kampung ini sebagai koridor untuk daerah Menteng yang jadi hunian orang-orang Belanda.

Koridor itu dibuat Belanda untuk mencegah masuknya penyakit dari luar ke Menteng. Maklum, penduduk Bukit Duri umumnya orang kampung. Belanda paling tidak senang pada orang kampung.

Di Jakarta banyak nama kampung berdasarkan etnis dari penduduknya. Dulu, Belanda memang mengelompokkan mereka dalam satu tempat. Seperti Kampung Ambon, merupakan nama tempat di Rawamangun, Jakarta Timur. Nama ini sudah ada sejak awal berdirinya VOC (1619).

Pada waktu itu gubernur jenderal JP Coen menghadapi persaingan dengan Inggris. Untuk memperkuat angkatan perang VOC, Coen pergi ke Ambon. Pasukan Ambon yang dibawanya dimukimkan di suatu lahan kosong di selatan kota Batavia, yang kemudian hingga kini dikenal sebagai Kampung Ambon.


Di wilayah DKI juga terdapat beberapa kampung yang menyandang nama Kampung Bali. Karena pada abad ke-17 atau 18 dijadikan pemukiman orang Bali, yang masing-masing dipimpin oleh seorang pemimpin kelompok etnisnya.

Untuk membedakan satu sama lainnya, dewasa ini biasa dilengkapi dengan nama kawasan tertentu yang berdekatan, yang cukup banyak dikenal. Seperti, di Jatinegara terdapat Kampung Balimester, sekalipun sekarang ini sulit ditemukan orang Bali. Perkampungan ini berdiri sejak 1667.

Di sebelah barat Jl Gajah Mada terletak Kampung Bali Krukut. Kampung Bali Angke sekarang jadi Kelurahan Angke, Jakarta Barat. Di sana terdapat masjid tua yang dibangun pada 2 April 1761. Rupanya orang-orang Bali yang dulunya merupakan budak belian kemudian banyak yang memeluk agama Islam.

Tak hanya Belanda yang berperan memberikan nama wilayah, Jepang yang selama tiga setengah tahun menjajah Indonesia, juga ikut serta dalam mengindonesiakan nama-nama dan langsung melarang nama-nama Belanda. Contohnya adalah Batavia yang diganti menjadi Jakarta, Buitenzorg menjadi Bogor, Cherebon menjadi Cirebon dan Meester Cornelis jadi Jatinegara.

BACA BERITA MENARIK LAINNYA:
> Humor NU: Orang Muhammadiyah Ikut Tahlilan Tapi Gak Bawa Pulang Berkat, Diledek Makan di Tempat Saja

> Bolehkah Makan Nasi Berkat dari Acara Tahlilan? Halal Bisa Jadi Haram

> Banyak Pria Jakarta Sakit Raja Singa Gara-Gara Wisata "Petik Mangga"

> Kata Siapa Muhammadiyah tidak Punya Habib, KH Ahmad Dahlan Itu Keturunan Rasulullah

> Pak AR Salah Masuk Masjid, Diundang Ceramah Muhammadiyah Malah Jadi Imam Tarawih di Masjid NU

> Humor Gus Dur: Yang Bilang NU dan Muhammadiyah Berjauhan Hanya Cari Perkara, Yang Dipelajari Sama

> Humor Cak Nun: Soal Rokok Muhammadiyah Terbelah Jadi Dua Mahzab

> Humor Ramadhan: Puasa Ikut NU yang Belakangan, Lebaran Ikut Muhammadiyah yang Duluan

> Muhammadiyah Tarawih 11 Rakaat, Pakai Formasi 4-4-3 atau 2-2-2-2-2-1?

.

Ikuti informasi penting seputar berita terkini, cerita mitos dan legenda, sejarah dan budaya, hingga cerita humor dari KURUSETRA. Kirim saran dan kritik Anda ke email kami: kurusetra.republika@gmail.com. Jangan lupa follow juga Youtube, Instagram, Twitter, dan Facebook KURUSETRA.

Topik Menarik