Mengintip Padies Kimuwu, Gabungan Keindahan Alam dan Budaya di Minahasa

Mengintip Padies Kimuwu, Gabungan Keindahan Alam dan Budaya di Minahasa

Gaya Hidup | BuddyKu | Minggu, 5 Juni 2022 - 20:09
share

MINAHASA, celebrities.id - Padies Kimuwu merupakan tempat wisata yang memadukan dua konsep dalam satu tempat yakni wisata alam dan budaya.

Padies Kimuwi sendiri diambil dari bahasa lokal Tombulu. Padies artinya Padi, sedangkan Kimuwu dalam bahasa Tombulu artinya bumbungan atau bukit, jadi Padies Kimuwu artinya Bumbungan Padi atau bukit.

Padies Kimuwu juga merupakan cikal bakal dari Desa Warembungan, di mana dahulu penduduknya bermukim ditempat ini karena perang. Ketika perang usai barulah mereka turun kemudian membentuk pemukiman yang ada sekarang ini.

Dari atas puncak bukit seluas 20 hektare tersebut, Celeb Hitz bisa menyaksikan indahnya pemandangan Kota Manado. Terlihat juga gunung Klabat yang merupakan gunung tertinggi di Sulawesi Utara, Pulau Manado tua, Pulau Bunaken dan Siladen.

"Padies Kimuwu itu salah satu tempat wisata agama dan budaya di Sulawesi Utara," ujar Dony selaku guide perjalanan kepada celebrities.id, Minggu (5/6/2022).

Selain itu, di Padies Kimuwu terdapat dua situs budaya para leluhur Minahasa yakni Watu Marengke dan Watu Siow Kurur.

Dari tulisan yang terdapat di kedua situs tersebut, diketahui bahwa tempat ini dulunya merupakan tempat berkumpul dan bermusyawarah para leluhur Minahasa dari sejumlah walak atau kubu.

Situs budaya Watu Marengke sendiri dipercaya sebagai tempat penghormatan kepada leluhur penghulu perang, Empung (leluhur) Totokai.

Sementara istilah "marengke" diambil dari gerakan tari tari merayakan kemenangan perang. Yaitu gerakan menunjuk pada kaki yang digerakkan naik-turun lalu diikuti oleh tubuh yang membentuk suatu gerakan.

Dalam tarian juga ada sebuah penghormatan kepada Empung Totokai sebagai penghulu perang dan penentu untuk suatu keputusan berperang atau hukum.

Sedangkan Watu Siow Kurur adalah penanda untuk ketokohan seorang Empung bernama Siow Kurur yang konon memiliki tinggi tubuh senbilan buku (ruas).

Siow Kurur dikenal sebagai Empung yang memiliki kemampuan mumpuni dalam perang-perang di zaman leluhur. Tempat tinggalnya adalah puncak-puncak bukit atau gunung.

Di zaman tasikela atau era Spanyol/Portugis, sebelum dan sesudah berperang, para leluhur Minahasa berkumpul di sini dan melakukan ritual sumempung (sembayang) kepada Empung Wailan Wangko.

Pertemuan untuk menghimpun kekuatan pada beberapa kali melawan kekuatan dari luar ini disebut \'Mahasa\' atau \'Maesa\' sebagai suatu \'Kanaramen\' (tradisi). Tradisi para leluhur ketika menghadapi kekuatan yang mengancam kehidupan bersama inilah yang menjadi cikal bakal nama \'Minahasa.\'

"Di sini, tempat sembahyang para leluhur dulu, dan juga salah satu pemantauan, pemandangan, karena di sini kan kelihatan laut, jadi kalau ada ancaman dari laut bisa dilihat dari sini," kata Dony.

Selain itu, pengunjung juga bisa mencoba olahraga ekstrem paralayang, untuk menyaksikan keindahan Kota Manado dari atas langit.

Padies Kimuwu beralamat di Desa Warembungan jaga IV, Kecamatan Pineleng, Kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara.

Tempat wisata ini dibuka setiap Senin sampai Kamis mulai pukul 13.00 Wita. Sedangkan pada Jumat sampai Minggu mulai pukul 11.00 WITA sampai pukul 21.00 Wita. Untuk tiket masuk sebesar 15 ribu rupiah per orang.

Topik Menarik