Mengenal Sosok Gepeng Srimulat, Pelawak yang Populer lewat Jargon Untung Ada Saya
JAKARTA, celebrities.id - Film Srimulat: Hil yang Mustahal telah tayang di bioskop sejak 19 Mei 2022 dan cukup menyedot perhatian masyarakat. Film bergenre komedi besutan Fajar Nugros ini berkisah tentang grup lawak legendaris Srimulat.
Nama pelawak senior Srimulat yang berasal dari Muntilan, Gepeng menjadi salah satu yang menjadi perhatian. Namanya ramai diperbincangkan setelah film tersebut tayang. Banyak orang yang ingin tahu sosok Gepeng.
Nama Gepeng terkenal setelah dia bergabung dengan grup lawak legendaris Indonesia, Srimulat. Dia dikenal dengan slogannya "Untung ada saya!" sambil membusungkan dada. Slogan itu muncul di salah satu adegan Srimulat yang ditayangkan di televisi.
Gepeng sempat tersandung masalah kepemilikan senjata api secara tidak sah atau ilegal pada 1983. Dia dijatuhkan vonis lima bulan penjara sebelum akhirnya mendapat grasi dari Presiden Soeharto.
Meghan Markle Merasa Tersisih dari Keluarga Kerajaan, Tuding Raja Charles III Menelantarkannya
Namun, pada 1986 karena tidak disiplin dengan bermain lawak di luar grup Srimulat, manajemen Srimulat akhirnya mendepak Gepeng dari grup lawak itu. Pasalnya, Gepeng diam-diam bermain lawak di luar manajemen tanpa alasan.
Sebagai pemain Srimulat, saat itu dia memang menerima honor tertinggi Rp150 ribu per bulan. Tapi, itu tak mencukupi untuk keluarganya. Sehingga dia terpaksa cari obyek seperti rekaman, main film, main video, atau manggung di luar Srimulat.
Lantas, pada 16 Juni 1988, komedian itu berpulang dalam usia 37 tahun karena penyakit liver. Gepeng meninggal di RS Panti Waluyo, Surakarta, Jawa Tengah. Lalu dimakamkan di TPU Bonoloyo, Surakarta.
Almarhum meninggalkan seorang istri dan empat orang anak. Salah satu anaknya yang bernama Tatang saat ini juga mengikuti jejaknya menjadi seorang pelawak dan pernah bergabung dengan Srimulat.
Nama lengkap: Freddy Aris
Nama panggung: Gepeng
Tempat, tanggal lahir: Magelang, 27 Agustus 1950
Pekerjaan: Pelawak
Meninggal: 16 Juni 1988 dan dimakamkan di TPU Bonoloyo, Surakarta.
Reporter Arya Ravato Bagasraga
Berbagai sumber