Seberapa Efektif Vaksinasi Booster? Berikut Penjelasannya
JAKARTA, NETRALNEWS.COM - Pemerintah Indonesia sedang menggencarkan pemberian vaksinasi ketiga (booster) seiring datangnya musim mudik Lebaran 2022. Muncul pertanyaan, seberapa efektifnyakah pemberian booster dalam menangkal terpapar dari virus Covid-19?
Deseret News pada 14 Februari 2022 melaporkan, vaksin booster dapat meningkatkan perlindungan tubuh terhadap virus Covid-19. Kendati demikian, efektivitas vaksin booster akan berkurang dari waktu ke waktu. Efektivitasnya itu akan setelah empat bulan sejak vaksin booster diberikan.
Data tersebut sebagaimana dilaporkan oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) pada 11 Februari 2022.
CDC menyebutkan, efektivitas vaksin booster pada pada pasien Covid-19 lebih tinggi jika dibandingkan dengan vaksin kedua. Efektivitas vaksin booster bisa mencapai 87 persen dan 91 persen pada bulan kedua sejak suntikan vaksin diberikan.
Sementara di bulan keempat, tingkat efektivitas vaksin booster akan mengalami penurunan menjadi 67 persen hingga 78 persen.
Meski efektivitas vaksin booster akan mengalami penurunan dari waktu ke waktu, CDC tetap mengimbay agar masyarakat di seluruh dunia segera melakukan vaksinasi booster. Pasalnya, vaksin booster sangat direkomendasikan untuk melindungi pasien dari risiko rawat inap dan IGP akibat terpapar virus Covid-19, termasuk varian Omicron.
Sebagaimana diberitakan Deseret News, para ahli mengatakan bahwa untuk sementara waktu vaksin booster Covid-19 dapat memberikan perlindungan yang kuat terhadap serangan virus Covid-19, termasuk varian Omicron yang sangat menular.
Pada akhir Januari 2022, CDC juga telah melakukan studi mengenai pusat perawatan kesehatan di 10 negara bagian di Amerika Serikat. Studi tersebut menemukan bahwa suntikan booster Covid-19 mampu menggandakan perlindungan tubuh dari varian Omicron yang menular.
Secara keseluruhan, mereka yang menerima dosis booster memiliki perlindungan paling besar terhadap kunjungan ruang gawat darurat, kunjungan klinik perawatan mendesak, dan rawat inap, kata Dr. Rochelle Walensky selaku Direktur CDC.