Menakar Potensi Profit Solusi Sinergi (WIFI) dari Rights Issue Rp5,9 Triliun

Menakar Potensi Profit Solusi Sinergi (WIFI) dari Rights Issue Rp5,9 Triliun

Ekonomi | idxchannel | Minggu, 13 April 2025 - 02:00
share

IDXChannel - PT Solusi Sinergi Digital Tbk (WIFI) berencana penambahan modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau rights issue hingga 2,95 miliar saham baru dengan harga pelaksanaan Rp2.000 per lembar, rasio 4:5, dan efek dilusi hingga 55,56 persen. 

Perseroan berpotensi mendapatkan dana segar Rp5,9 triliun dari aksi korporasi tersebut. Rencananya, dana yang diperoleh bakal digunakan untuk setoran modal kepada entitas usahanya, PT Integrasi Jaringan Ekosistem, guna pembangunan jaringan Fiber–to–the–Home (FTTH) bagi empat juta homepass di Pulau Jawa.

Adapun per akhir 2024, WIFI memiliki 99,7 persen saham di PT Integrasi Jaringan Ekosistem.

Dalam transaksi terpisah, WIFI mengumumkan bahwa perusahaan telekomunikasi asal Jepang, Nippon Telegraph and Telephone East Corporation (NTT East), telah menyuntikkan modal senilai Rp4 triliun kepada PT Integrasi Jaringan Ekosistem. Setelah transaksi ini, NTT East memiliki 49 persen saham PT Integrasi Jaringan Ekosistem.

“Dari kedua aksi korporasi di atas, PT Integrasi Jaringan Ekosistem berpotensi mendapatkan dana sebesar Rp9,9 triliun, sehingga kami mengestimasikan bahwa pembangunan jaringan FTTH yang direncanakan oleh WIFI dapat dilakukan secara organik maupun anorganik,” tulis Stockbit Sekuritas dalam risetnya, dikutip Minggu (13/4).

Akuisisi anorganik dalam industri fiber optic di Indonesia masih memungkinkan. Secara umum, Stockbit Sekuritas menilai bahwa profitabilitas WIFI berpotensi mengalami penurunan seiring ekspansi besar yang dilakukan karena take–up rate akan cenderung lebih rendah (vs. take-up rate 2024: lebih dari 90 persen). 

Meski demikian, potensi penurunan profitabilitas dapat terkompensasi oleh potensi pertumbuhan bisnis yang lebih besar, sehingga dampak keseluruhan terhadap laba bersih WIFI masih positif. 

“Jika WIFI memutuskan untuk berekspansi secara anorganik, investor juga perlu memerhatikan valuasi dari transaksi akuisisi tersebut,” lanjut riset tersebut.

Dalam rights issue ini, setiap pemegang empat saham lama yang namanya tercatat dalam Daftar Pemegang Saham (DPS) perseroan pada tanggal 13 Juni 2025 pukul 16.00 WIB berhak atas lima HMETD, di mana setiap satu HMETD memberikan hak kepada pemegangnya untuk membeli sebanyak satu saham baru dengan harga Rp2.000 per saham.

Adapun, jumlah dana yang akan diterima perseroan dalam aksi korporasi ini sebanyak-banyaknya Rp5,89 triliun. 

(Febrina Ratna Iskana)

Topik Menarik