Deretan Orang Terkaya di Jepang 2025, Nomor 1 Pendiri Uniqlo Berharta Rp766 Triliun
JAKARTA, iNews.id - Jepang telah lama dikenal dengan inovasi teknologi, budaya bisnis yang disilpin, dan merek global. Namun, di balik itu semua terdapat segelintir miliarder yang telah membangun kerajaan bisnis bernilai fantastis.
Orang terkaya di Jepang memiliki latar belakang bisnis yang berbeda, mulai dari mode, telekomunikasi, hingga otomatisasi dan ritel. Lima miliarder teratas di negara itu tidak hanya kaya, melainkan telah mendefinisikan ulang industri.
Melansir CEO Today, kelima taipan tersebut mewakili evolusi kewirausahaan Jepang. Masing-masing dari para miliarder ini mengambil jalan yang sangat berbeda untuk mencapai puncak daftar orang terkaya di Jepang.
Berikut deretan orang terkaya di Jepang 2025:
1. Tadashi Yanai dan keluarga
Kekayaan pendiri sekaligus Ketua Fast Retailing, perusahaan induk Uniqlo ini mencapai 45,55 miliar dolar AS atau setara Rp766,42 triliun. Terkenal karena filosofinya "sederhana menjadi lebih baik," Yanai merevolusi ritel dengan konsep LifeWear Uniqlo, menawarkan pakaian dasar berkualitas tinggi dan terjangkau dengan daya tarik modern.
Kesuksesannya bermula dari mengendalikan segala hal mulai dari desain hingga penjualan, kemudian ekspansi global dengan lebih dari 2.400 toko di seluruh dunia, investasi dalam inovasi, seperti kain Heattech dan AIRism, dan citra merek yang bersih dan menarik bagi semua usia dan demografi
Kejelian Yanai dalam meningkatkan kesederhanaan dan penolakannya untuk mengikuti tren mode cepat telah memberinya kekayaan dan pengaruh global.
2. Masayoshi Son
Masayoshi Son merupakan sosok visioner teknologi Jepang yang terkenal membangun SoftBank menjadi pusat investasi global. Kekayaan pendiri sekaligus CEO SoftBank Group ini diketahui mencapai 25,76 miliar dolar AS atau setara Rp433,43 triliun.
Meskipun awalnya merupakan raksasa telekomunikasi, SoftBank menjadi dikenal secara global melalui investasi teknologi besar-besarannya, terutama Vision Fund, yang mengumpulkan lebih dari 100 miliar dolar AS untuk mendukung perusahaan rintisan seperti Alibaba, Uber, dan ARM.
Kebangkitan Son ditandai oleh investasi berisiko tinggi dan keuntungan tinggi, kepemilikan saham awal di Alibaba mengubah 20 juta dolar AS menjadi lebih dari 50 miliar dolar AS, hingga mengakuisisi Sprint, ARM Holdings serta aset teknologi global lainnya.
3. Takemitsu Takizaki
Pendiri Keyence Corporation ini mengumpulkan pundi-pundi kekayaannya di bidang otomasi industri. Perusahaannya tersebut memproduksi sensor, sistem penglihatan, dan peralatan otomasi yang digunakan di seluruh manufaktur global.
Kekayaannya diketahui mencapai 18,97 miliar dolar AS atau setara Rp319,18 triliun. Dalam menjalankan bisnisnya, Takizaki berokus pada produk berteknologi tinggi dan bermargin tinggi, menjual langsung ke perusahaan tanpa perantara, serta berkomitmen pada penelian dan pengembangan dibanding produksi massal.
Takizaki mengundurkan diri sebagai ketua Keyence, tetapi dia tetap menjadi ketua kehormatan untuk mengawasi bisnis tersebut.
4. Yasumitsu Shigeta
Kekayaan pendiri Hikari Tsushin Inc tersebut mencapai 6,24 miliar dolar AS atau setara Rp104,99 triliun. Shigeta membangun kekayaannya melalui layanan telekomunikasi, asuransi, dan otomatisasi kantor.
BNI Bagi-Bagi Dividen Rp13,95 Triliun
Hikari Tsushin dimulai sebagai distributor telepon seluler tetapi melakukan diversifikasi besar-besaran ke solusi bisnis dan layanan keuangan.
Dia berhasil mengembangkan Hikari Tsushin dengan menargetkan bisnis kecil dan menengah, mengembangkan jaringan penjualan besar-besaran di seluruh Jepang, hingga beralih ke model pendapatan berulang dengan telekomunikasi dan asuransi.
Meskipun tidak terlalu terkenal dibandingkan miliarder lainnya, kekayaan Shigeta membuktikan kekuatan model B2B yang dapat diskalakan.
5. Takao Yasuda
Yasuda merupakan pendiri Don Quijote atau sekarang Pan Pacific International Holdings. Dia terkenal dengan jaringan toko diskon 24/7 yang terkenal di Jepang karena tata letaknya yang kacau dan harga yang sangat murah.
Kerajaan ritelnya, yang kini berada di bawah Pan Pacific International, membentang di Asia dan Amerika Serikat (AS). Kekayaan Yasuda diketahui mencapai 5,04 miliar dolar AS atau setara Rp84,80 triliun.
Bisnis ritel versi Yasuda yang tidak konvensional mengubahnya menjadi salah satu dari sedikit miliarder yang meraup untung melalui diskon yang berubah menjadi seni.