Jasindo Cetak Rp70,1 Miliar, Ini Bisnis Penopangnya

Jasindo Cetak Rp70,1 Miliar, Ini Bisnis Penopangnya

Ekonomi | okezone | Jum'at, 11 April 2025 - 17:48
share

JAKARTA - PT Asuransi Jasa Indonesia (Jasindo) mencatatkan Rasio Kecukupan Modal (Risk Based Capital/RBC) mengalami peningkatan menjadi 154,05 per Februari 2025.

Angka ini jauh di atas ketentuan minimum Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sebesar 120, yang menunjukkan posisi permodalan perusahaan tetap sehat dan kuat dalam mendukung pertumbuhan bisnis.

1. Tantangan Ekonomi Global 

Sekretaris Perusahaan Asuransi Jasindo, Brellian Gema, menjelaskan bahwa capaian positif ini merupakan hasil dari strategi bisnis yang adaptif, efisiensi operasional, serta manajemen risiko yang disiplin.

“Kami bersyukur bahwa di tengah tekanan ekonomi global dan nasional yang masih cukup tinggi, Jasindo tetap mampu menjaga kinerja keuangan secara solid dan bahkan menunjukkan pertumbuhan signifikan di berbagai lini,” ujar Brellian dalam keterangannya, Jakarta, Jumat (11/4/2025).

 

2. Laba Jasindo

Lebih lanjut, hasil underwriting naik 128,44 dari Rp40,53 miliar pada Februari 2024 menjadi Rp92,60 miliar pada Februari 2025. 

Sementara itu, laba perusahaan melesat 549 menjadi Rp70,16 miliar dibandingkan dengan Rp10,81 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya.

Berlanjut pada bulan berikutnya, pertumbuhan signifikan ini turut diperkuat oleh peningkatan kinerja pada sejumlah lini bisnis utama hingga Maret 2025 apabila dibandingkan periode yang sama tahun lalu, antara lain, cargo tumbuh sebesar 42,52, Engineering mencatat lonjakan sebesar 471,38, Energy (Onshore) naik 56,12, Liability tumbuh 308,79 dan Personal Accident mengalami peningkatan 186,02

Menurut Brellian, capaian tersebut mencerminkan efektivitas strategi pemasaran yang dilakukan secara selektif dan tepat sasaran, serta dukungan penuh dari manajemen dalam penguatan manajemen risiko dan peningkatan layanan nasabah dengan penyediaan jalur distribusi yang beragam.

“Berkomitmen untuk terus memperkuat ketahanan bisnis, memperluas jangkauan perlindungan, dan menciptakan nilai tambah bagi seluruh pemangku kepentingan, terutama dalam menghadapi tantangan ekonomi global yang belum sepenuhnya stabil,” tambah Brellian.

Topik Menarik