Wamentan Buka Suara soal Prabowo Mau Hapus Kuota Impor

Wamentan Buka Suara soal Prabowo Mau Hapus Kuota Impor

Ekonomi | okezone | Kamis, 10 April 2025 - 15:22
share

JAKARTA - Presiden Prabowo Subianto menginstruksikan para Menteri di Kabinet Merah Putih untuk menghapus kuota impor terutama untuk komoditas yang menyangkut hajat hidup orang banyak. Menurutnya, ini penting dilakukan agar logistik dan perdagangan berjalan lebih efisien.

1. Tujuan Swasembada

Menanggapi arahan tersebut, Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono menegaskan bahwa Indonesia akan tetap berkomitmen terhadap tujuan swasembada. Menurutnya, sebanyak mungkin kebutuhan dalam negeri baik itu pangan dan lainnya harus dipenuhi lewat produksi lokal.

"Jadi gini, kita kan tujuannya tetap swasembada. Sebisa mungkin barang baik pangan maupun yang lain sebisa mungkin kan kita bisa produksi dalam negeri. Tapi kalau ada kebutuhan impor, itu kan Pak Presiden tidak mau ada kuota," kata Wamentan saat dijumpai usai rapat koordinasi di Kemenko Pangan, Kamis (10/4/2025).

Wamentan menyatakan, ketika kebutuhan impor tidak dapat dihindari, mekanismenya harus dilakukan secara terbuka tanpa sistem kuota yang tidak adil. Langkah ini disebutnya akan memperpendek rantai distribusi sehingga masyarakat bisa memenuhi kebutuhannya dengan harga lebih terjangkau.

 


"Misalnya butuh impor daging beku untuk industri, ya industri itu langsung saja yang impor. Gak perlu lagi ada pihak tertentu yang mengatur dan mendapat hak khusus. Kalau dikasih kuota lalu dijual lagi ke pihak lain, nanti di tangan end user bisa naik berkali-kali lipat. Kalau yang butuh, langsung impor, harga jadi lebih murah dan masyarakat bisa mendapatkan protein dengan harga terjangkau,” jelasnya.

2. Tidak Dilakukan Ugal-ugalan

Meski demikian, ia menegaskan bahwa kebijakan impor tidak akan dilakukan secara ugal-ugalan. Wamentan Sudaryono menegaskan bahwa Pemerintah tetap akan melindungi industri dalam negeri agar tidak mati akibat banjir produk impor.

“Kita harus melindungi produksi dalam negeri. Yang bisa diproduksi di dalam negeri ya harus diprioritaskan. Impor hanya dilakukan untuk bahan yang memang belum bisa kita produksi, misalnya bahan baku industri obat, kalau memang harus impor ya impor. Industri bisa langsung impor barang yang mereka perlukan," tutupnya.

Topik Menarik