Perang Dagang Imbas Tarif Impor Trump, Luhut: Tidak Perlu Khawatir Berlebihan

Perang Dagang Imbas Tarif Impor Trump, Luhut: Tidak Perlu Khawatir Berlebihan

Ekonomi | okezone | Selasa, 8 April 2025 - 10:45
share

JAKARTA – Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Luhut Binsar Pandjaitan meminta masyarakat tidak khawatir berlebihan menanggapi kebijakan tarif impor AS. Pasalnya, porsi ekspor Indonesia ke AS hanya 10.

Dirinya juga telah melakukan simulasi dampak penerapan tarif impor AS terhadap ekonomi RI. Selain itu, Indonesia juga telah memiliki sejumlah pengalaman menghadapi kasus besar seperti krisis maupun covid.

1. Dampak ke Ekonomi

Luhut meyakini, dengan data dan potensi yang dimiliki Indonesia, dampak kebijakan tarif impor AS akan minim. Pemerintah juga terus melakukan koordinasi dengan pengusaha yang tergabung dalam asosiasi-asosiasi untuk menghadapi kebijakan tersebut.

“Tidak perlu khawatir berlebihan, bahwa kita waspada yes, pengalaman kita mengalami kasus besar sudah cukup banyak bagaimana negara lain pontang-panting hadapi covid tapi kita mampu mengatasi dengan baik,” kata Luhut dalam acara Sarasehan Ekonomi bersama Presiden Republik Indonesia, Selasa (8/4/2025).

“Kita akan bisa atasi bersama atas semua yang hadir kita kompak kita satu padu kota saling dukung menyelesaikan masalah ini, kita punya data dan potensi kuat bahwa kita mampu mitigasi masalah ini,” tukas dia.

2. Tarif Impor

Presiden Amerika Serikat Donald Trump telah mengumumkan kebijakan tarif impor baru yang diperkirakan bisa mengganggu kondisi perekonomian global. Trump mengumumkan rencana untuk mengenakan pajak impor secara menyeluruh, mulai dari 10 hingga lebih dari 40.

 

Ia akan mengenakan tarif tinggi pada puluhan negara yang menjalankan surplus perdagangan signifikan dengan Amerika Serikat, sembari mengenakan pajak dasar 10 pada impor dari semua negara sebagai respons atas apa yang disebutnya sebagai keadaan darurat ekonomi.

Negara-negara Asia Tenggara pun tidak terhindarkan dari kebijakan baru dari Negeri Paman Sam tersebut. Kamboja menjadi negara di Asia Tenggara yang terkena tarif impor tertinggi yakni sebesar 49.

Kemudian disusul Vietnam dengan pengenaan tarif sebesar 46, Thailand sebesar 36, Indonesia berada di urutan keempat dengan pengenaan tarif sebesar 32. Selanjutnya, Malaysia dikenakan tarif impor sebesar 24, Filipina sebesar 17 dan Singapura sebesar 10.

Topik Menarik