Tarif Impor Trump Bikin Rupiah Melemah Dekati Rp17.000 per USD, JK: Untungkan Eksportir

Tarif Impor Trump Bikin Rupiah Melemah Dekati Rp17.000 per USD, JK: Untungkan Eksportir

Ekonomi | okezone | Sabtu, 5 April 2025 - 10:46
share

JAKARTA - Kebijakan tarif impor dari Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump disebut bisa melemahkan mata uang rupiah. Bahkan, diperkirakan nilai tukar menjadi Rp17.000 per USD dalam waktu deket.

1. Pelaku Usaha Tak Perlu Risau

Merespon hal itu, Wakil Presiden (Wapres) ke-10 dan ke-12 Jusuf Kalla alias JK mengatakan, pelaku usaha dan masyarakat tidak perlu risau dan khawatir soal potensi pelemahan rupiah. 

“Jadi kita tidak perlu terlalu khawatir bahwa rupiah melemah, ada efek positif dan negatifnya,” ujar JK saat ditemui di kediamannya kawasan Brawijaya Raya, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Sabtu (5/4/2025).

2. Untungkan Eksportir 

Menurutnya, depresiasi rupiah dan perkasanya mata uang Negeri Paman Sam justru menguntungkan bagi eksportir di Tanah Air. Sekalipun merugikan importir. 

“Iya USD itu naik turun ada efeknya positif san negatif. Bagi yang mengimpor negatif, bagi yang mengekspor positif,” paparnya.

 


Dalam kondisi tersebut, lanjut JK, para eksportir bisa menurunkan harga jual dalam bentuk USD, tanpa harus mengorbankan keuntungan yang diambil dalam bentuk rupiah. 

“Kalau rupiah melemah artinya kita turunkan harga USD. Rupiah-nya tetap. Jadi katakanlah pengusaha garment di Bandung dimana kalau USD per Rp17.000. Supaya harganya di Amerika yang murah turunkan USD1 tidak apa-apa, dia tetap menerima rupiah yang sama,” paparnya.

Lebih jauh, JK menilai penerapan tarif timbal balik hanya menambah beban masyarakat dan pengusaha di AS, lantaran harga jual menjadi lebih mahal lagi. Kondisi ini berpotensi menekan daya beli masyarakat di kawasan tersebut. 

“Yang bayar, yang masuk itu (barang impor), yang bayar bukan kita yang bayar, kita efeknya saja, yaitu bahwa daya beli Amerika diperkirakan menurun, harga naik, itu aja sebenarnya kita,” beber dia. 

“Yang kena efek bayarnya itu orang Amerika, jangan lupa, yang bayar Amerika Serikat yang bayar,” lanjut JK.

Topik Menarik