Siapa Jannie Mouton? Dipecat saat Umur 48 Kini Jadi Miliarder
JAKARTA, iNews.id - Siapa Jannie Mouton? Pengusaha asal Afrika Selatan ini dikenal karena kesuksesannya membangun salah satu perusahaan investasi terbesar di dunia.
Kisahnya menjadi insiprasi karena Mouton ternyata pernah dipecat dari perusahaan lamanya pada usia 48 tahun. Meski terkena pemutusan hubungan kerja (PHK), pria berusia 79 tahun itu tak berputus asa.
Dia memutuskan membangun PSG Group. PSG kemudian berkembang menjadi induk perusahaan investasi bernilai miliaran dolar AS.
Siapa Jannie Mouton?
Dikutip dari Businesstech.co.za, pria bernama lengkap Johannes Mouton itu lahir di Carnarvon, kota peternakan kecil di Nothern Cape, Afrika Selatan, pada 1946. Dia menempuh kuliah di Stellenbosch University dan meraih gelar BCom Honours.
Kariernya dimulai di PricewaterhouseCoopers. Dia menulis artikel dan akhirnya memperoleh gelar akuntan publik pada 1973.
Kemudian pada 1982, Mouton mendirikan perusahaan pialang saham bersama Johan Senekal dan Jannie Kitshoff bernama Senekal, Mouton & Kitshoff. Namun, hidupnya beribah pada 3 Agustus 1995.
Dia dipecat dari perusahaan tempatnya menjabat sebagai mitra pengelola itu pada usia 48 tahun. Tindakan itu muncul karena perbedaan pandangan strategis perusahaan.
Mouton ingin mengubah perusahaan menjadi raksasa keuangan, sementara mitra lainnya tidak setuju. Dalam bukunya ‘And Then They Fired Me’, Mouton mengatakan pemecatannya merupakan titik balik dalam hidupnya yang mengarahkannya pada jalan baru.
“Saya harus menyelami lebih dalam, banyak berpikir, belajar, dan juga membuat kesalahan untuk sampai ke tempat saya sekarang,” tulis Mouton.
Mendirikan PSG Group
Bekerja sama dengan Chris Otto, Mouton membangun PSG Group pada November 1995. Mereka bermimpi membangun konglomerat jasa keuangan.
Keduanya membeli 51 persen dari perusahaan perekrutan yang terdaftar, PAG, seharga R3,5 juta atau Rp3,1 miliar (kurs Rp897 per R1). Pada 1997, mereka menjual PAG Placements seharga R107 juta (Rp96 miliar) dan mengubah namanya menjadi PSG Group.
Pada awal 2000-an, model PSG Group berubah menjadi lebih menyerupai perusahaan induk investasi. Capitec adalah salah satu perusahaan tersukses mereka.
PSG memegang saham besar di Capitec Bank. Saat itu, Capitec tercatat dengan harga kurang dari R1 (Rp897) per saham. Sekarang, nilainya lebih dari R3.100 (Rp2,7 juta) per saham.
Pada 2005, PSG mengakuisisi 15 persen saham Capitec di Bursa Efek Johannesburg (JSE) dan menjadi pemegang saham terbesarnya. Selama Agustus 2020, PSG Group memisahkan kepemilikan efektif sebesar 26,4 persen di Capitec yang terdaftar di JSE.
Keberhasilan Mouton sangat melegenda. Investasi sebesar R100.000 (Rp89,5 juta) pada hari pertama PSG menjalankan bisnis tumbuh menjadi R390 juta (Rp314 miliar) 22 tahun kemudian jika semua dividen diinvestasikan kembali.
Mundur dari Bos PSG Group
Pada Mei 2018, Mouton mengungkapkan didiagnosis menderita demensia tahap awal. Dia pun menyatakan akan mengundurkan diri dari bos PSG.
“Saya terkadang lupa nama orang, mengulang-ulang perkataan saya, atau mungkin tampak agak bingung. Ini tidak terjadi setiap hari, tetapi saya tidak dapat mengabaikannya,” kata Mouton dalam pernyataan kepada pemegang saham PSG.
RI Bakal Impor Sapi Brasil
Dia akan tetap menjabat sebagai ketua non-eksekutif grup tersebut. Pada November 2018, setelah 23 tahun memimpin PSG, Mouton mengundurkan diri sebagai ketua non-eksekutif dan direktur.
Jannie Mouton dan keluarga baru-baru ini masuk dalam daftar miliarder Forbes secara real-time. Dia pertama kali muncul di Forbes World’s Billionaires List pada 2017, tetapi tidak muncul lagi.
Namun, pada Maret 2025, dia muncul kembali di radar Forbes sebagai salah satu orang terkaya di dunia. Secara real time, Mouton memiliki kekayaan bersih sebesar 1,6 miliar dolar AS atau Rp26,7 triliun (kurs Rp16.716.