AS Caplok Pelabuhan Utama Terusan Panama, Keluarkan Duit Rp368 Triliun

AS Caplok Pelabuhan Utama Terusan Panama, Keluarkan Duit Rp368 Triliun

Ekonomi | sindonews | Rabu, 5 Maret 2025 - 22:32
share

Perusahaan yang berbasis di Hong Kong telah setuju untuk menjual sebagian besar sahamnya pada dua pelabuhan utama di Terusan Panama kepada kelompok yang dipimpin oleh BlackRock, sebuah perusahaan investasi asal AS.

Penjualan ini terjadi setelah Presiden AS, Donald Trump mengeluhkan bahwa Terusan Panama saat ini berada di bawah kendali China. Lantaran itu Trump menekankan, AS seharusnya mengambil kendali atas rute pelayaran utama tersebut.

Melalui anak perusahaan miliknya, CK Hutchison Holding mengoperasikan pelabuhan di pintu masuk Samudra Atlantik dan Samudra Pasifik menuju kanal. Dikatakan bahwa mereka akan menjualnya sebagai bagian dari kesepakatan senilai USD22,8 miliar atau setara Rp368 triliun (kurs rupiah 16.141 per USD).

CK Hutchison, yang didirikan oleh miliarder Hong Kong Li Ka-shing, ditekankan tidak dimiliki oleh pemerintah China. Meski begitu karena basis operasionalnya di Hong Kong, maka CK Hutchison berada di bawah undang-undang keuangan China. Tercatat CK Hutchison sudah mengoperasikan pelabuhan sejak 1997.

Kesepakatan itu mencakup total 43 pelabuhan di 23 negara di seluruh dunia, termasuk dua terminal di kanal. Namun hal ini akan membutuhkan persetujuan dari pemerintah Panama.

Sebagai informasi Terusan Panama sepanjang 51 mil (82 km) melintasi negara Amerika Tengah dan merupakan penghubung utama antara samudra Atlantik dan Pasifik. Setiap tahun ada 14.000 kapal melewati terusan Panama, termasuk kapal kontainer yang membawa mobil, gas alam dan barang-barang lainnya, bahkan hingga kapal militer.

Dibangun pada awal 1900-an. AS mempertahankan kendalinya atas zona terusan Panama sampai tahun 1977, ketika perjanjian secara bertahap menyerahkan tanah itu kembali ke Panama. Setelah periode kontrol bersama, Panama mengambil kendali tunggal pada tahun 1999.

Trump sempat melontarkan beberapa argumen untuk merebut kembali kendali terusan Panama dan daerah sekitarnya. Dia berpendapat bahwa pengaruh China adalah ancaman keamanan nasional.

Ia juga mengungkapkan, investasi dan peran AS dalam pembangunan awal terusan Panama, membuatnya layak untuk mengambil kembali kendali atas kanal. Menurutnya kapal-kapal AS dikenakan biaya terlalu tinggi saat melewati terusan tersebut.

Dalam kunjungan ke Panama pada bulan Februari, Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio menuntut agar negara itu membuat "perubahan segera" terhadap apa yang disebutnya "pengaruh dan kontrol" China atas kanal tersebut.

Hal itu direspons oleh Panama yang menolak klaim pemerintah AS, serta Presiden Jose Raul Mulino menegaskan bahwa terusan Panama bakal tetap berada di bawah kendalinya.

Sementara itu dalam sebuah pernyataan dalam sebuah kesepakatan bisnis, Frank Sixt, co-managing director CK Hutchison, mengatakan: "Saya ingin menekankan bahwa transaksi ini murni bersifat komersial dan sama sekali tidak terkait dengan laporan berita politik baru-baru ini mengenai Pelabuhan Panama."

BlackRock merupakan salah satu perusahaan manajemen aset terbesar di dunia. Kelompok yang membeli pelabuhan ini juga termasuk di antaranya Terminal Investment Limited, sebuah perusahaan asal Swiss.

Topik Menarik