Kisah Kampoeng Gallery: Hobi Barang Antik Jadi Bisnis Unik, Didukung Kredit Usaha Rakyat
JAKARTA, iNews.id - Ivan Moningka sedang merapikan koleksi kaset musik lawasnya sore itu. Dia memperlihatkan salah satu kaset langka favoritnya yakni album Tujuh (1997) dari band legendaris Slank.
"Ini langka, banyak yang cari," katanya saat ditemui iNews.id di Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, Kamis (13/2/2025).
Ivan juga menunjukkan koleksi majalah lawas di sudut ruangan pribadinya. Selain itu, tampak piringan hitam hingga tumpukan buku-buku di ruangan tersebut.
Ruangan itu sengaja didesain seperti tempat untuk menikmati waktu sendiri atau "me time" seperti kata orang zaman sekarang. Tak lupa ada amplifier dan headphone untuk menikmati musik di waktu senggang.
Ruangan tersebut sebenarnya tidak hanya berfungsi sebagai kamar pribadi Ivan, melainkan juga sebagai salah satu lapak berjualan di Kampoeng Gallery, lokasi nongkrong artistik di Jaksel. Lokasinya terletak persis di samping Stasiun Kebayoran.
Kampoeng Gallery berisi sejumlah lapak barang antik yang sebagian besar dimiliki oleh Ivan, sementara lapak sisanya merupakan tenant atau sewaan orang lain. Terdapat juga kedai kopi bernuansa vintage di tengah Kampoeng Gallery.
Berbagai barang antik dijual di Kampoeng Gallery, mulai dari buku, piringan hitam, kaset, majalah langka, poster, jam-jam antik, kamera lawas, perhiasan-perhiasan vintage dan sebagainya. Menariknya, Ivan membolehkan pengunjung membaca buku secara gratis di lokasi.
Kampoeng Gallery didirikan oleh Ivan sekitar tahun 2010. Sebenarnya, mantan karyawan perusahaan periklanan ini sudah terinspirasi membuat toko semacam ini sejak akhir tahun 1980an atau awal 1990an. Ketika itu, Ivan yang hobi membaca dan mendengarkan musik mulai mengumpulkan barang-barang kegemarannya tersebut.
Di Jakarta kala itu ada beberapa lokasi berburu buku bekas, salah satunya di Kwitang, Jakarta Pusat. Meskipun berstatus bekas atau seken, tidak semua buku harganya terjangkau.
"Itu sebenarnya bukan barang loakan. Dia tuh kayak seken, tapi sekennya yang bagus," katanya sambil tertawa.
Akibat hobinya ini, rumah Ivan mulai dipenuhi barang-barang loak. Sang istri pun mulai mempertanyakan keberadaan barang-barang ini di rumah.
Ivan kemudian memilah mana benda yang dapat disimpan dan mana yang bisa dijual. Hingga akhirnya, pada 2010 dia mendirikan Kampoeng Gallery.
"Saya sortir mana yang layak dijual, mana yang layak yang saya pertahankan. Akhirnya saya jual di sini," ujar Ivan.
Dukungan Modal dari Bank
Ivan Moningka merintis Kampoeng Gallery dengan modal dari dirinya sendiri dan sang istri. Lambat laun, Ivan menyadari dia membutuhkan dukungan modal yang lebih besar untuk mengembangkan usahanya. Namun, Ivan sempat ragu apakah dirinya akan mendapatkan bantuan kredit modal dari bank, mengingat jenis usahanya yang tidak biasa.
Pada 2018, Ivan mendapatkan sokongan modal dari Bank Rakyat Indonesia (BRI), khususnya Kredit Usaha Rakyat (KUR).
"BRI itu tahun 2018. Saya sudah pakai BRI 2018. Sebelum itu kan bangunannya cuma biasa saja. Ini baru bangun (red. renovasi). Ini modal dari BRI," katanya.
Ivan tidak menyangka bisnisnya dilirik oleh BRI. Pihak bank ternyata mendukung penuh usahanya yang terkait dengan seni dan budaya, bahkan pariwisata.
Menurutnya, bantuan dari bank ini sangat berarti hingga Kampoeng Gallery bisa berkembang sesuai yang dia harapkan.
"Mereka (red. bank) melihat bangunannya, usaha saya, menarik. Ternyata ini berjalan terus. Dia juga pantau juga," ujar Ivan.
Kredit Usaha Rakyat atau KUR merupakan akses pembiayaan kepada usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM). Sumber dana KUR 100 persen berasal dari bank sedangkan sebagian porsi bunga yang harus dibayar oleh nasabah mendapat subsidi dari pemerintah
Selama tahun 2024, BRI berhasil menyalurkan KUR sebesar Rp184,98 triliun. Direktur Utama BRI Sunarso mengungkapkan, penyaluran KUR menjangkau lebih dari 4 juta pelaku UMKM di seluruh Indonesia.
Dia mengklaim, penyaluran kredit ini memberikan dampak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi nasional.
"Selama satu tahun 2024, BRI menyalurkan KUR Rp185 triliun, dan ini yang menjadikan BRI adalah penyalur KUR tertinggi di antara perbankan nasional lainnya," kata Sunarso di Jakarta, Rabu (12/2/2025).
Selain pertanian dan produksi, sektor perdagangan termasuk usaha kreatif, menjadi salah satu bisnis yang diakomodasi KUR BRI. Tidak terkecuali bisnis barang antik yang dijalankan Ivan Moningka lewat Kampoeng Gallery.