Pengusaha: PMI Manufaktur Tinggi tapi Tantangan PHK Masih Menghantui

Pengusaha: PMI Manufaktur Tinggi tapi Tantangan PHK Masih Menghantui

Ekonomi | okezone | Rabu, 5 Maret 2025 - 17:16
share

JAKARTA - Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) menyatakan Purchasing Managers' Index (PMI) Manufaktur Indonesia yang tinggi pada Februari 2025 mencerminkan optimisme pelaku industri terhadap kondisi ekonomi. Namun, tantangan seperti pemutusan hubungan kerja (PHK) masih menjadi perhatian.

1. Ini Alasan Manufaktur Tinggi

Ketua Bidang Industri Manufaktur Apindo, Adhi S. Lukman menjelaskan bahwa optimisme tersebut telah dirasakan sejak akhir 2024 hingga awal 2025.

"Kenapa PMI ini cukup tinggi? karena optimisme sebenarnya, dari akhir 2024 sampai awal tahun itu kita optimis bahwa ekonomi kita akan membaik," kata Adhi dalam Market Review IDX Channel, Rabu (5/3/2025).

Menurut dia, peningkatan pesanan baru (new order) menjadi faktor utama yang mendorong kenaikan PMI. "Sehingga kalau kita lihat dari indeks yang tertinggi baru itu new order, nah ini antisipasi lebaran, bulan puasa dan kami antisipasi yang melonjak jelang pemerintah meluncurkan BLT, nah ini kita antisipasi," jelas Adhi.

Namun, Adhi mengingatkan bahwa pelaku industri tetap perlu waspada terhadap gejolak ekonomi global dan pelemahan nilai tukar rupiah.

"Oleh karena itu, manufaktur Indonesia itu sangat mempersiapkan diri di tengah gejolak ekonomi global yang sebetulnya belum menentu, ini yang harus kita waspadai, kita harus waspada meskipun kita siap-siap," katanya.

 

2. Soroti Gelombang PHK

Adhi juga menyoroti adanya gelombang PHK di industri padat karya yang kalah bersaing. "Namun demikian kita harus lihat di lapangan seperti apa, itu harus realistis, karena keliatannya tidak semua industri baik-baik saja, kalau kita lihat akhir-akhir ini ada gelombang PHK sana-sini, kebanyakan memang industri padat karya yang kita kalah pesaing memang, kita harus akui, oleh sebab itu harus bersama-sama pemerintah dan pelaku usaha mengatasi hal tersebut," ungkapnya.

Mengenai tren pemulihan industri manufaktur, Adhi menilai bahwa proses tersebut masih berlangsung. Dengan demikian, meskipun PMI Manufaktur menunjukkan sinyal positif, pelaku industri tetap perlu berhati-hati dan bekerja sama dengan pemerintah untuk mengatasi berbagai tantangan yang ada.

"Saya rasa masih dalam tren pemulihan karena kalau kita lihat kontribusi industri pengolahan non migas masih belum pulih, 2024 kemarin non migas kita baru 4,75 masih dibawah pertumbuhan ekonomi," jelasnya.

Topik Menarik