Jelang Akhir Pekan, Rupiah Ditutup Loyo ke Rp16.235 per Dolar AS
JAKARTA, iNews.id - Nilai tukar (kurs) rupiah pada perdagangan hari ini, Jumat (27/12/2024) ditutup melemah 45 poin atau 0,28 persen ke level Rp16.235 per dolar AS. Sebelumnya, rupiah sempat menguat.
Pengamat pasar uang, Ibrahim Assuaibi mengatakan pelemahan rupiah disebabkan oleh sentimen eksternal, yaitu dolar AS tetap kuat, didorong oleh sikap agresif Federal Reserve terhadap suku bunga hingga tahun 2025 dan ekspektasi inflasi yang lebih tinggi, serta kinerja ekonomi yang kuat di bawah pemerintahan Donald Trump yang akan datang.
Ia pun memprediksi, pergerakan nilai rupiah untuk pekan depan akan fluktuatif namun ditutup melemah direntang Rp16.220 - Rp16.300 per dolar AS.
Sementara itu, sentimen lain adalah inflasi indeks harga konsumen di Ibu Kota Jepang tumbuh lebih dari yang diharapkan pada bulan Desember karena meningkatnya tekanan harga, data pemerintah menunjukkan pada hari Jumat, menjaga peluang kenaikan suku bunga jangka pendek oleh Bank of Japan (BoJ) tetap ada.
"Beberapa pembuat kebijakan Bank of Japan melihat kondisi yang selaras untuk kenaikan suku bunga jangka pendek, dengan satu memprediksi tindakan ‘dalam waktu dekat’ menurut ringkasan pendapat dari pertemuan bulan Desember," tulis Ibrahim dalam risetnya, Jumat (27/12/2024).
Selain itu, Presiden Sementara Korea Selatan Han Duck-soo, menghadapi pemungutan suara pemakzulan pada hari Jumat di tengah krisis politik yang dipicu oleh sidang pertama Mahkamah Konstitusi tentang darurat militer Presiden Yoon Suk Yeol yang berumur pendek. Dorongan untuk memakzulkan Han telah memperdalam krisis, menempatkan demokrasi negara itu dalam ketidakpastian dan menimbulkan kekhawatiran dari para sekutu.
Pemerintah China telah memutuskan untuk menerbitkan obligasi pemerintah khusus senilai 3 triliun yuan (411 miliar dolar AS) yang memecahkan rekor tahun depan, dalam upaya fiskal yang intensif untuk merangsang ekonomi yang sedang berjuang, Reuters melaporkan pada hari Selasa.
Kemudian China mengizinkan pejabat lokal untuk memperluas investasi dengan obligasi pemerintah utama dan menyederhanakan persetujuan, mengizinkan proyek kecuali dibatasi oleh daftar yang diterbitkan kabinet, untuk memanfaatkan pendanaan publik dengan lebih baik bagi pertumbuhan ekonomi, sebuah dokumen pemerintah menunjukkan pada hari Rabu.
Dari sentimen domestik, berbagai lapisan masyarakat, mulai dari ekonom hingga pelaku usaha menjerit daya beli masyarakat Indonesia anjlok pada tahun ini, membuat aktivitas ekonomi melambat. Dari sisi level konsumsi rumah tangga saja, selama tiga kuartal tahun ini terus tumbuh di bawah 5 persen.
Per kuartal III-2024 saja, konsumsi rumah tangga hanya tumbuh 4,91 persen (yoy). Membuat laju pertumbuhan ekonomi kuartal III-2024 hanya 4,95 persen.
Meski begitu, pemerintah masih bersikeras menganggap daya beli masyarakat Indonesia tetap terjaga. Terjaganya daya beli dilihat dari sudut pandang indeks keyakinan konsumen per November yang masih naik ke level 125,9, hingga indeks penjualan riil yang juga masih tumbuh meski hanya 1,7 persen.
Sebaliknya, para ekonom memandang daya beli masyarakat sudah tampak jelas tengah jatuh. Untuk melihat data daya beli masyarakat melambat, bisa merujuk pada realisasi kondisi ekonomi pada kuartal III-2024 yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS).
Kuartal III-2024 bisa menjadi acuan dalam melihat daya beli sesungguhnya masyarakat, karena tidak ada faktor musiman yang menolong angka pertumbuhan konsumsi rumah tangga. Sehingga pertumbuhan ekonomi dan konsumsi dari yang sebelumnya di atas 5 persen menjadi di bawah 5 persen itu sebenarnya tanda yang clear bahwa ada potensi pelemahan daya beli.