Harga Minyak Mentah Melemah dalam Sepekan, Ini Pendorongnya

Harga Minyak Mentah Melemah dalam Sepekan, Ini Pendorongnya

Ekonomi | inews | Minggu, 3 November 2024 - 06:33
share

NEW YORK, iNews.id - Harga minyak mentah melemah dalam sepekan perdagangan. Minyak jenis Brent membukukan penurunan mingguan sekitar 4 persen, sementara West Texas Intermediate (WTI) ambles sekitar 3 persen.

Namun, pada perdagangan akhir pekan harga komoditas ini meningkat imbas laporan Iran yang tengah mempersiapkan serangan balasan terhadap Israel dalam beberapa hari mendatang. Selain itu, rekor produksi di Amerika Serikat (AS) juga membebani harga.

Melansir Reuters , harga minyak berjangka Brent naik 29 sen atau 0,4 persen menjadi 73,10 dolar AS per barel. WTI AS naik 23 sen atau 0,3 persen menjadi 69,49 dolar AS per barel, pada perdagangan, Jumat (1/11/2024).

Sebelumnya, Axios melaporkan bahwa intelijen Israel menyebut jika Iran tengah mempersiapkan diri untuk menyerang Israel dari Irak dalam beberapa hari mendatang, mengutip dua sumber yang tidak disebutkan namanya.

"Setiap respons tambahan dari Iran mungkin akan tetap terkendali, mirip dengan serangan terbatas Israel akhir pekan lalu. Ini terutama ditujukan sebagai demonstrasi kekuatan daripada undangan untuk memulai perang," ucap Analis SEB Research, Ole Hvalbye dikutip, Minggu (3/11/2024).

Adapun Iran dan Israel telah terlibat dalam serangkaian serangan balasan dalam perang Timur Tengah yang lebih luas yang dipicu oleh pertempuran di Gaza. Serangan udara Iran sebelumnya terhadap Israel pada 1 Oktober dan April sebagian besar berhasil ditangkis, dengan hanya kerusakan kecil.

Iran merupakan anggota Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan memproduksi sekitar 4 juta barel minyak per hari (bpd) pada tahun 2023, menurut data Badan Informasi Energi AS. Iran diketahui mengekspor sekitar 1,5 juta bpd pada tahun 2024, naik dari perkiraan 1,4 juta bpd pada tahun 2023.

Iran mendukung beberapa kelompok yang saat ini memerangi Israel, termasuk Hizbullah di Lebanon, Hamas di Gaza, dan Houthi di Yaman.

Pergerakan harga minyak juga didukung oleh rencana OPEC+ yang disebut dapat menunda rencana peningkatan produksi minyak pada bulan Desember selama sebulan atau lebih karena kekhawatiran atas permintaan minyak yang lemah dan meningkatnya pasokan. Keputusan dapat diambil paling cepat minggu depan.

Sementara itu, Badan Informasi Energi AS melaporkan pada minggu ini produsen telah mengebor minyak sebanyak 13,5 juta barel per hari (bph). Adapun produksi tahunan diperkirakan akan mencapai rekor 13,2 juta bph pada tahun 2024 dan 13,5 juta bph pada tahun 2025.

Topik Menarik