Wajah Baru Transportasi Perkeretaapian RI di 10 Tahun Pemerintahan Presiden Jokowi

Wajah Baru Transportasi Perkeretaapian RI di 10 Tahun Pemerintahan Presiden Jokowi

Berita Utama | inews | Kamis, 10 Oktober 2024 - 07:20
share

JAKARTA, iNews.id - Sektor perkeretaapian menjadi salah satu transportasi yang mendapat banyak kemajuan di 10 tahun pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Transportasi berbasis rel ini menjadi salah satu fokus Jokowi di masa kepemimpinannya, mulai dari LRT Jabodebek, LRT Sumatera Selatan, MRT Jakarta, hingga Kereta Cepat Jakarta-Bandung atau Whoosh.

Pembangunan infrastruktur kereta api yang mendapat manfaat besar mendorong proyek perkeretaapian untuk terus berlanjut. Seperti yang disampaikan Presiden Jokowi saat meresmikan pemembangun trase MRT Fase 1 tahap 1 Lintas Timur-Barat yang membentang sepanjang 24,5 km dari Tomang Jakarta Barat-Medan Satria Bekasi beberapa waktu lalu.

"Kita ingin memperluas dan memperlebar jangkauan pembangunan, sehingga pada hari ini, moda MRT akan kita bangun lagi untuk MRT lin Timur-Barat fase 1 tahap 1 yaitu Medan Satria-Tomang," ujar Jokowi.

Jokowi menyebut, pembangunan MRT telah mengubah wajah transportasi Jakarta dan Indonesia. Hingga kini, MRT Jakarta lintas Lebak Bulus-Bundaran HI yang beroperasi sejak Maret 2019 telah melayani 120 juta penumpang. Karena itu, pemerintah terus berupaya memperluas jaringan MRT agar semakin banyak masyarakat yang dapat menikmati layanan ini.

Transportasi Perkeretaapian

TIdak hanya itu, Jokowi juga ingin pembangunan Kereta Cepat Jakarta-Surabaya segera dimulai. Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi menuturkan bahwa saat ini pihaknya tengah melakukan kajian terkait rencana pembangunan proyek tersebut. Berdasarkan kajian, diperkirakan waktu tempuh Jakarta-Surabaya hanya 4 jam saja.

"Apabila kereta cepat Jakarta-Surabaya itu jadi, kan kalau ke Bandung itu kan kira kira 140 Km ditempuh sekitar 40 menit sampai Tegalluar, kalau Jakarta-Surabaya kira kira 900 km, ini 4 jam sudah sampai Surabaya," ucap Budi Karya.

Proyek tersebut ditargetkan dibangun menggunakan skema Kerja Sama Pemerintah Badan Usaha (KPBU), terutama untuk investor asing. Sebab, menurutnya proyek tersebut akan memerlukan banyak pembiayaan, sehingga bisa membebankan fiskal negara.

MRT Jakarta. (Foto: Istimewa)
MRT Jakarta. (Foto: Istimewa)

MRT Jakarta

Moda Raya Terpadu (MRT) Jakarta Fase I dengan rute Bundaran HI-Lebak Bulus diresmikan pada 24 Maret 2019 oleh Presiden Jokowi. Proyek MRT hingga kini terus dikembangkan. Saat ini sedang dibangun MRT dengan rute Bundaran Hotel Indonesia (HI) ke Kota. Progres hingga Juli mencapai 37,5 persen. 

Direktur Konstruksi PT MRT Jakarta, Weni Maulina menuturkan, terdapat tiga paket pengerjaan yang saat ini sedang digalakkan. Paket pertama yakni CP (contract package) 201 antara Bundaran HI ke Monas telah mencapai 78,5 persen. Sementara paket kedua CP 202 dari Harmoni ke Mangga Besar di angka 32,2 persen.

Untuk paket ketiga CP 203 antara Glodok ke Kota, progresnya telah mencapai 57,89 persen. Dikatakan Weni secara keseluruhan, progres pembangunan proyek MRT Fase 2 di angka 37,55 persen.

“Dari akhir tahun kemarin sudah melakukan pekerjaan dari Glodok ke Kota dan saat ini sudah tembus di Stasiun Kota. Alatnya sudah keluar dan ini sedang disiapan berputar untuk balik menggali dari arah Kota ke Glodok," tuturnya.

LRT Sumatera Selatan

LRT Sumatera Selatan. (Foto: Ist)
LRT Sumatera Selatan. (Foto: Ist)

LRT Sumatera Selatan merupakan LRT yang pertama di Indonesia dan terletak di Kota Palembang. Proyek tersebut dibangun untuk mendukung Asian Games 2018. Dalam pengoperasiannya banyak tantangan yang dihadapi, seperti kereta mogok dalam beberapa hari sebelum diresmikan. 

Menhub Budi Karya Sumadi kala itu meminta maaf atas kejadian mogoknya LRT Sumatera Selatan. Budi Karya berjanji, akan melakukan evaluasi maksimal atas insiden tersebut.

Pada akhirnya pun proyek tersebut diresmikan pada 15 Juli 2018 oleh Presiden Jokowi. Proyek tersebut menelan biaya Rp12,5 triliun. 

LRT Jabodebek

LRT Jabodebek diresmikan Presiden Jokowi pada 28 Agustus 2023. Sebelum peresmiannya, Kepala Negara juga berulang kali menjajal moda transportasi tersebut.

Transportasi ini pun menjadi alternatif masyarakat. Pasalnya, ada 18 stasiun yang akan melayani pelanggan LRT Jabodebek, yaitu Stasiun Dukuh Atas, Setiabudi, Rasuna Said, Kuningan, Pancoran, Cikoko, Ciliwung, Cawang, TMII, Kampung Rambutan, Ciracas, Harjamukti, Halim, Jatibening Baru, Cikunir I, Cikunir II, Bekasi Barat, dan Jati Mulya.

Dalam setahun beroperasi, jumlah pengguna LRT Jabodebek mencapai total 17.112.903 pengguna.

Manager Public Relations LRT Jabodebek Mahendro Trang Bawono mengatakan, puncak jumlah pengguna tertinggi terjadi pada bulan Juli 2024 mencapai 2.027.272 pengguna.

"Dukungan masyarakat merupakan motivasi kami untuk terus memberikan yang terbaik,” kata Mahendro.

LRT Jabodebek. (Foto: MNC Portal)
LRT Jabodebek. (Foto: MNC Portal)

Proyek LRT Jabodebek pun akan diteruskan ke Kota Bogor. Hal ini seperti tertuang dalam Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 49 Tahun 2017 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Presiden Nomor 98 Tahun 2015 Tentang Percepatan Penyelenggaraan Kereta Api Ringan/light Rail Transit Terintegrasi di Wilayah Jakarta, Bogor, Depok, dan Bekasi.

Direktur Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan Risal Wasal mengatakan, dalam kajian ataupun pembahasan dengan stakeholder terkait terdapat tiga opsi lokasi stasiun LRT Jabodebek di Bogor, di antaranya di kawasan Baranangsiang, di kawasan Ciawi, dan kawasan Tanah Baru.

"Rencananya ke Baranangsiang kan, ada juga usulannya sampai ke Ciawi, ada juga ke Tanah Baru dulu awalnya. Tapi terakhir sih ke Baranangsiang lagi informasinya," ucap Risal.

Kereta Cepat Whoosh

Mega proyek lainnya yang akhirnya diresmikan dalam 10 tahun kepemimpinan Jokowi adalah Kereta Cepat Jakarta-Bandung atau yang sekarang disebut Whoosh. Proyek yang menuai pro-kontra ini akhirnya diresmikan 2 Oktober 2023. 

Kereta Cepat pertama yang ada di Asia Tenggara ini menjadi kebanggaan Presiden Jokowi.

"Kereta cepat Jakarta Bandung ini merupakan kereta cepat pertama di Indonesia dan juga pertama di Asia Tenggara. Dengan kecepatan 350 km per jam, dan kereta cepat ini kita namakan Whoosh, W, h, o, o, s, h, di baca Whoosh," ucap Jokowi.

Setelah setahun diperasikan, PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) mencatat total penumpang yang telah diangkut sebanyak 4 juta penumpang sejak dioperasikan Kereta Whoosh pada 17 Oktober 2023 hingga 9 Juli 2024.

Kereta Cepat Whoosh. (Foto: Dok. KCIC)
Kereta Cepat Whoosh. (Foto: Dok. KCIC)

General Manager Corporate Secretary KCIC Eva Chairunisa menuturkan, di awal beroperasi terdapat rata-rata volume harian sekitar 9.000 penumpang per hari, saat ini volume penumpang Whoosh sudah mencapai sekitar 18.000 hingga 22.000 orang per hari.

"Berdasarkan survei yang dilakukan pada Semester 1-2024 kepada 1.000 penumpang, sebanyak 44 persen penumpang Whoosh untuk kegiatan wisata, berlibur, dan kegiatan bersama keluarga," kata Eva. 

Apresiasi Masyarakat

Masyarakat berharap kebijakan Jokowi dalam membangun sektor transportasi dapat diteruskan di pemerintahan berikutnya. Sebab, dampak yang dirasakan tentu sangat besar. Sebagai pengingat, MRT Jakarta telah melayani lebih dari 33 juta orang.

Proyek MRT fase 2 yang hampir rampung akan menghubungkan kawasan Bundaran HI hingga Ancol Barat, melanjutkan koridor Lebak Bulus. Pembangunan fase 2 merupakan proyek strategi nasional (PSN) berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 56 Tahun 2018 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun 2016 tentang Percepatan Pelaksanaan Proyek Strategi Nasional.

Sementara, LRT Jabodebek telah diresmikan pada Agustus 2023 yang mengintegrasikan wilayah Jakarta, Bogor, Depok, dan Bekasi. Moda transportasi massal ini juga merupakan PSN yang didukung sinergi antar-kementerian dengan Pemeirntah Daerah. 

Selain itu, terdapat proyek yang juga masuk PSN, yaitu LRT Jakarta. Saat ini progres pembangunan LRT fase 1B siap menghubungkan Velodrome-Manggarai, sementara fase 2 pembangunan LRT bakal menghubungkan Kelapa Gading ke Jakarta International Stadium.

Salah satu warga, Maya mengapresiasi pembangunan MRT dan LRT yang menurutnya sangat baik. Namun, dia menyarankan agar jangkauan moda transportasi tersebut diperluas. 

“LRT itu juga Bekasi kan masih dalam tahap pembangunan, meskipun kita tahu negara-negara tetangga kayak di Eropa di jepang, even malaysia, 2007, itu udah jadi, jadi kita meskipun agak terlambat tapi yaah gapapa, dari ga ada sama sekali," ucap Maya kepada iNews Media Group 

Sementara, Deni (32) menilai layanan transportasi publik sudah semakin maju seiring inisiatif pemerintah dalam memprioritaskan angkutan umum. Baginya, ini merupakan strategi jitu untuk menggantikan kebiasaan menggunakan kendaraan pribadi.

“MRT dan LRT itu bagus, apalagi kereta cepat Whoosh, itu 1 jam ke Bandung cuma 1 jam, biasanya kalau pake bus wah lama itu,” terangnya. 

Topik Menarik