DPR Begal Putusan MK lewat RUU Pilkada, Rupiah Anjlok ke Level Rp15.600 per Dolar AS

DPR Begal Putusan MK lewat RUU Pilkada, Rupiah Anjlok ke Level Rp15.600 per Dolar AS

Ekonomi | inews | Kamis, 22 Agustus 2024 - 15:49
share

JAKARTA, iNews.id -  Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS sore ini, Kamis (22/8/2024) ditutup melemah 100,5 point walaupun sebelumnya sempat melemah 125 point di level Rp15.600 dari penutupan sebelumnya di level Rp15.499,5. Berdasarkan data Bloomberg, Rupiah sempat dibuka menguat di level Rp15.600.

Pengamat pasar uang, Ibrahim Assuaibi memprediksi bahwa untuk perdagangan besok, mata uang rupiah fluktuatif namun ditutup melemah direntang  Rp15.590 - Rp15.650. Dari sisi internal, Ibrahim menyebutkan sejumlah sentimen pendorongnya berkaitan dengan putusan MK dan revisi UU Pilkada.

"Pengamat pemilu menyebutkan, berselang satu hari, putusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang dianggap sebagai “angin segar” bagi demokrasi “dibegal” melalui persetujuan revisi Undang-Undang Pilkada yang berlangsung kilat di Badan Legislasi Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)," ucap Ibrahim di Jakarta.

Delapan dari sembilan fraksi di DPR sepakat untuk hanya menerapkan sebagian putusan Mahkamah Konstitusi terkait syarat pencalonan kepala daerah pada rancangan perubahan UU Pilkada, Rabu (21/8). Keputusan yang diambil dalam rapat kerja di Badan Legislasi DPR pada hari itu dianggap sebagai sebuah “pembangkangan” yang akan menghasilkan proses “demokrasi palsu” dalam pilkada 2024.

RUU Pilkada yang telah selesai dibahas oleh DPR dan pemerintah pada Rabu sore rencananya akan disahkan dalam Rapat Paripurna DPR pada hari ini (22/8).

Pembangkangan DPR terhadap putusan Mahkamah Konstitusi (MK) sebagai kesalahan fatal. Seperti diberitakan sebelumnya, DPR melalui Badan Legislasi berupaya menganulir putusan MK tentang ambang batas pencalonan dan usia kandidat Pilkada melalui revisi UU Pilkada yang pembahasannya dikebut pada Rabu, 21 Agustus 2024.

Walhasil, sikap DPR memicu gelombang aksi massa di berbagai daerah. 

"Hal itu pun, menjadi sentimen negatif terhadap mata uang garuda. Seharusnya DPR dan pemerintah membangun iklim investasi yang kondusif, transparan, dan terukur. Sebab, pelaku usaha akan memasukkan risiko politik dalam perencanaan ekspansi bisnis mereka," ungkap Ibrahim.

Dari sisi eksternal, indeks dolar naik 0,2 dalam perdagangan hari ini, bangkit kembali dari tiga hari penurunan tajam yang menempatkan greenback pada posisi terendah tujuh bulan. Sedangkan, pelemahan dolar terjadi di tengah meningkatnya taruhan pada pemangkasan suku bunga September, dengan risalah rapat Fed akhir Juli, yang dirilis pada hari Rabu, menunjukkan sebagian besar pembuat kebijakan mendukung suku bunga yang lebih rendah. 

Revisi tajam ke bawah pada data penggajian AS untuk tahun hingga Maret 2024 semakin memperkuat alasan untuk penurunan suku bunga. 

"Namun, revisi tersebut juga memicu kekhawatiran baru bahwa pasar tenaga kerja yang melambat menandakan resesi AS, terutama karena data penggajian untuk beberapa bulan terakhir juga menunjukkan pelemahan," ungkap Ibrahim.

Fokus sekarang tertuju pada pidato Ketua Fed Jerome Powell di Simposium Jackson Hole untuk mendapatkan lebih banyak petunjuk tentang ekonomi. 

Selain itu, risiko geopolitik juga tetap menjadi pusat perhatian investor. "Di Timur Tengah, Presiden AS Joe Biden, dalam panggilan telepon dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, menekankan kebutuhan mendesak untuk menyelesaikan kesepakatan gencatan senjata Gaza untuk para sandera dan menunjuk pembicaraan Kairo yang akan datang sebagai hal yang penting," tambah Ibrahim.

Namun, perjalanan Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken ke Timur Tengah awal minggu ini berakhir tanpa kesepakatan antara Israel dan militan Hamas mengenai gencatan senjata di daerah kantong Palestina tersebut.

Topik Menarik