India Diproyeksi Jadi Juara Baru Pertumbuhan PDB Dunia di 2024

India Diproyeksi Jadi Juara Baru Pertumbuhan PDB Dunia di 2024

Ekonomi | IDX Channel | Sabtu, 20 Januari 2024 - 19:11
share

IDXChannel - Pertumbuhan sebagian besar negara maju telah melambat sejak pergantian abad ini dikarenakan sudah tingginya tingkat kinerja perekonomian. Namun, ada dua negara yang kini menjadi salah satu negara dengan produk domestik bruto tertinggi (PDB) di dunia masih terus naik peringkatnya, yakni India dan China.

Menurut Outlook Ekonomi Dunia IMF terbaru pada bulan Oktober 2023, meskipun negara-negara maju masih diproyeksikan menunjukkan pertumbuhan PDB riil yang signifikan selama beberapa tahun ke depan, peningkatan ekonomi negara-negara maju diperkirakan akan sangat melambat.

China dilaporkan menunjukkan pertumbuhan PDB riil sebesar 5,2 persen pada 2023, 0,2 persen di atas target.

Namun, laporan Reuters baru-baru ini masih melihat prospek yang suram dengan krisis properti yang semakin parah, meningkatnya risiko deflasi, dan lemahnya permintaan yang melemahkan prospek tahun ini bagi perekonomian China.

Dengan jumlah penduduk yang kembali menurun pada tahun lalu setelah penurunan pertama pada 2022 dalam enam dekade dan suku bunga kemungkinan tidak akan segera diturunkan, kini China disebut banyak ekonom hanya bisa mengandalkan serangkaian stimulus yang dapat membantu perekonomian negara tersebut keluar dari kemerosotan yang sedang berlangsung.

Kurangnya stimulus tersebut membuat IMF memproyeksikan pertumbuhan PDB riil China akan turun di bawah empat persen mulai 2027 dan seterusnya.

Di sisi lain, India diproyeksikan mengalami pertumbuhan konstan sekitar 6,3 persen selama lima tahun ke depan.

Bank sentral negara tersebut baru-baru ini merevisi perkiraan pertumbuhan untuk tahun fiskal 2023/2024, yang berakhir pada 31 Maret 2024, menjadi 7,3 persen.

Jika tren ini terus berlanjut, S&P Global memperkirakan negara ini akan menjadi negara dengan perekonomian terbesar di dunia pada tahun 2030.

Perekonomian India tumbuh sebesar 7,6 persen secara tahunan (yoy) pada kuartal ketiga tahun 2023, menyusul pertumbuhan kuat sebesar 7,8 persen pada periode sebelumnya dan mengalahkan perkiraan kenaikan sebesar 6,8 persen. (Lihat grafik di bawah ini.)

Angka tersebut juga lebih tinggi dari proyeksi Reserve Bank of India sebesar 6,5 persen. Sektor manufaktur melonjak 13,9 persen, konstruksi naik 13,3 persen, utilitas menguat 10,1 persen, pertambangan 10 persen dan keuangan, real estat, dan jasa profesional meningkat 6 persen.

Sementara itu, sektor pertanian hanya tumbuh sebesar 1,2 persen, terseret oleh curah hujan yang tinggi di seluruh negeri.

Di sisi pengeluaran, belanja pemerintah meningkat tajam (12,4 persen vs -0,7 persen di Triwulan ke-2) dan pembentukan modal tetap bruto meningkat lebih cepat (11 persen vs 8 persen), yaitu belanja infrastruktur yang sebagian besar dibiayai oleh pemerintah pusat dan negara bagian.

Pada saat yang sama, ekspor pulih (4,3 persen vs -7,7 persen) dan impor meningkat lebih besar (16,7 persen vs 10,1 persen). Di sisi lain, belanja swasta melambat (3,1 persen vs 6 persen).

India menjadi berita utama terkait potensi ekonominya sejak akhir tahun lalu. Dana Moneter Internasional (IMF) memperkirakan bahwa India akan menjadi negara dengan perekonomian terbesar ketiga di dunia pada tahun 2027, dengan PDB melebihi USD5 triliun.

India memerlukan pertumbuhan berkelanjutan minimal 6,5 persen untuk mencapai tujuannya di tengah ketidakpastian geopolitik dan perlambatan ekonomi global. India harus bergantung pada permintaan domestik untuk mendorong pertumbuhannya, khususnya konsumsi swasta dan belanja investasi.

Para ekonom yang berbicara kepada CNBC Internasional juga merasa optimistis terhadap pertumbuhan India, dan mengaitkan pertumbuhan ekonomi tersebut dengan peningkatan konsumsi, belanja infrastruktur, dan semakin banyaknya bisnis yang didirikan. Namun, mereka mengatakan risiko geopolitik dan kekhawatiran inflasi akan menjadi tantangan tersendiri bagi India.

India akan terus menjadi titik terang dalam gambaran perekonomian global. Negara ini telah disukai oleh investor asing dalam beberapa tahun terakhir, hal ini mencerminkan prospek jangka panjang yang menjanjikan didukung oleh demografi generasi muda dan kelas menengah yang berkembang pesat. Kami memperkirakan tren seperti ini akan terus berlanjut, kata Alicia Garcia-Herrero, kepala ekonom untuk Asia Pasifik di Natixis kepada CNBC Internasional pada Oktober tahun lalu.

Alicia menambahkan, belanja konsumen tetap menjadi salah satu pendorong pertumbuhan terbesar di negara dengan populasi terpadat di dunia tersebut.

(YNA)

Topik Menarik