Deretan Guru Jadi Pengusaha PO Bus, Kini Punya Puluhan Armada dengan Aset Miliaran Rupiah
JAKARTA, iNews.id - Guru merupakan sebuah profesi yang sangat mulia karena berperan mencerdaskan bangsa. Tapi, beberapa di antaranya memilih membuka perusahaan otobus (PO) hingga sukses memiliki puluhan armada bus mewah.
Kehidupan guru sebenarnya sudah terjamin, terlebih jika mereka sudah terdaftar sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS). Namun, kehidupan yang nyaman dan terjamin tak membuat beberapa orang tenang dengan mencoba tantangan baru.
Lalu, siapa saja yang banting setir dari menjalani profesi sebagai seorang guru beralih menjadi pengusaha bus? Dilansir iNews.id dari berbagai sumber, berikut deretannya.
1. I Ketut Narya, PO Puspa Jaya
Perusahaan otobus asal Way Kanan, Lampung ini didirikan oleh I Ketut Narya atau akrab disapa Pakek (Kakek) Narya. Dalam video di kanal YouTube PerpalZ TV, diketahui sang pendiri awalnya adalah seorang guru di Pulau Bali.
Pakek Narya memutuskan bertransmigrasi, meninggalkan profesinya sebagai guru untuk berdagang hasil bumi di daerah lain. Keputusannya tidak salah, ia cukup sukses sebagai pedagang dan mendapatkan hasil yang lebih besar.
Ini membuatnya mampu mendirikan perusahaan otobus dan bertahan hingga saat ini, yang dikelola oleh generasi kedua. Bahkan, generasi ketiga sudah dipersiapkan dengan bekal pendidikan yang cukup demi membuat perusahaan lebih maju lagi.
2. Budi Budiman, PO Doa Ibu
Pemilik PO bus yang awalnya berprofesi sebagai guru adalah Budi Budiman sebagai pemimpin di PO Doa Ibu. Diketahui dirinya pernah menjadi guru di SMAN 1 Kota Tasikmalaya, pada 1989-1995.
Budi Budiman juga pernah menjabat sebagai Walikota Tasikmalaya. Ketua Pengurus Harian STT YBSI Kota Tasikmalaya, dan juga Pengurus Organda Kota Tasikmalaya mulai tahun 2003 sampai sekarang.
3. Teuku Ery Rubihamsyah, PO Efisiensi
Ratusan Paket Sembako Ludes Diserbu Emak-emak di Brebes saat Operasi Pasar Murah Hari Pangan Sedunia
Sebenarnya, Teuku Ery Rubihamsyah tak pernah menjalai profesi sebagai seorang guru, namun penamaan usahanya sangat erat berkaitan dengan pekerjaan itu.
Efisiensi sendiri sebenarnya sudah ada sejak 1948, yang pada saat itu dijadikan nama usaha kursus mobil dan montir dari kakek Rubihamsyah, yang merupakan seorang guru teknik di sekolah.
Sang kakek berpesan agar nama Efisiensi dilestarikan oleh generasi penerusnya apa pun jenis usahanya. Akhirnya tercipta PO Efisiensi pada 1996 yang didirikan oleh Rubihamsyah yang merupakan lulusan dari Univesitas Islam Indonesia.
4. Muhammad Abdul Wahid, PO Pesona
Pria yang akrab disapa Mas Wahid ini awalnya berprofesi sebagai guru dengan latar belakang pendidikan sarjana di bidang Bahasa Indonesia. Dia mengajar di dua sekolah di Kota Semarang, Jawa Tengah, tapi sambil membuat berbagai konten video yang di unggah ke YouTube.
Memiliki pengetahuan mengenai otomotif, dirinya kemudian membagikan tips dalam melakukan perawatan mobil. Dirinya juga memberikan informasi mengenai bagaimana dalam memilih mobil bekas agar tidak tertipu penjual.
Kesederhanaan yang ditampilkannya, akhirnya dirinya dipercaya seseorang untuk mencarikannya mobil bekas impiannya. Setelah berhasil, tercetus ide membuat konten Berburu Mobil Impian, yang menjadi pundi-pundi baru Mas Wahid.
Seiring berjalannya waktu, Mas Wahid kini menggeluti usaha bisnis jasa penyewaan bus pariwisata dengan nama PO Pesona. Awalnya, ia membeli dua bus bekas PO Haryanto sebagai langkah untuk mempelajari dunia baru itu.
Kini, Mas Wahid sudah bisa membeli bus baru dengan menjual armada lamanya untuk peremajaan. Bahkan, ada yang berani berinvestasi di PO Pesona dengan menitipkan bus untuk dikelola olehnya.